Pemudik Padat Diprediksi 1-3 Juli, Jalur Mudik Rawan Banjir

Hal senada dikatakan Gunawan, warga Weleri, yang ingin ke Kaliwungu, tapi terjebak macet hingga 2,5 jam. Padahal, jika tak ada kemacetan, tidak sampai satu jam perjalanan sudah sampai.

”Sudah berjam-jam macet. Sampai Ketapang malah kendaraan macet karena terendam banjir. Jadi harus membawa kendaraan ke bengkel dulu,” ungkapnya.

Banjir di wilayah Kendal mulai terjadi Sabtu sekitar pukul 18.00. Kawasan yang terendam paling parah adalah wilayah Kecamatan Ngampel. Banjir juga menggenangi beberapa lokasi di tepi Sungai Kendal seperti Trompo dan Kebondalem.

Menurut Farhan, warga Rejosari, Ngampel, banjir terjadi akibat luapan Sungai Blorong yang melintas di wilayah Kecamatan Ngampel dan Brangsong. ”Sungai Blorong memang sering meluap. Namun, baru kali ini permukiman di Desa Rejosari, Ngampel, sampai kemasukan air banjir. Tapi, seumur-umur, sekitar 20 tahun lebih, baru kali ini rumah saya kebanjiran,” bebernya.

Banjir yang melanda Kendal kemarin membuat Bupati Kendal Mirna Annisa prihatin. Mirna berjanji segera berkoordinasi dengan Pemprov Jateng untuk menangani banjir akibat luapan sungai. Menurut Mirna, tiga sungai yang meluap, yakni Kali Blorong, Kali Waridin, dan Kali Kendal, merupakan kewenangan Pemprov Jateng. ”Banjir ini disebabkan sungai yang sudah lama tidak dinormalisasi. Jadi, saat debit air naik, air membeludak dan membanjiri permukiman warga,” katanya.

Menanggapi keluhan bupati Kendal, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berjanji secepatnya menormalisasi Kali Blorong dan sungai-sungai lain yang menjadi kewenangan pemprov. Ganjar meminta BPBD setempat mengakumulasikan keseluruhan kerugian yang menimpa warga lantaran diterjang banjir.”Kami akan mengusahakan bantuan berupa logistik,” katanya.

Perihal banyaknya sawah yang diterjang banjir dan mengancam petani gagal panen, Ganjar menjanjikan ganti rugi lewat program cadangan benih nasional. ”Kalau ada yang sudah punya asuransi pertanian, bisa langsung melakukan klaim. Tapi, kalau tanamannya cuma terendam, sedangkan tanamannya masih kecil, sangat mungkin masih bisa tumbuh.”

Sementara itu, Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo menetapkan status darurat bencana hingga tiga hari mulai Senin (20/6) menyusul banjir yang menerjang Kota Solo akhir pekan lalu. Pihak terkait diminta melakukan langkah cepat untuk membantu warga terdampak.”Kalau hari Minggu (19/6) saya tidak bisa menetapkan sebagai keadaan darurat. Sebab, posisi saya kan masih warga yang terkena banjir. Makanya, sekarang baru bisa saya tetapkan,” jelasnya di balai kota kemarin.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan