bandungekspres.co.id, JAKARTA – Waspada dan melakukan antisipasi tak akan pernah rugi. Hal itu sebaiknya dilakukan pemudik tahun ini mengingat cuaca kurang bersahabat. Perjalanan panjang, baik dari kawasan sekitar Jakarta maupun dari sekitar Surabaya, berpeluang besar mendapat gangguan alam di tengah jalan. Khususnya yang melintasi pantai utara (pantura) dan jalur selatan di kawasan Jawa Tengah (Jateng)
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, ancaman bencana tanah longsor dan banjir seperti yang terjadi Sabtu malam (18/6) masih sangat mungkin terjadi di jalur-jalur yang dilewati pemudik di Jateng. ”Kemungkinan banjir dan tanah longsor di musim mudik nanti sangat tinggi. Begitu juga dampak rob yang bisa mengganggu perjalanan,” ujarnya saat dihubungi kemarin (21/6).
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan memprediksi puncak arus mudik tahun ini dimulai Jumat (1/7) hingga Minggu (3/7) atau H-5 hingga H-3 sebelum Lebaran. ”Setelah hari H itu lalu lintas akan tenang lagi,” ujarnya di Jakarta kemarin.
Untuk menghindari gangguan cuaca dan jebakan kemacetan, Jonan menyarankan agar para pemudik, khususnya yang menggunakan kendaraan pribadi, sudah melakukan persiapan matang. ”Pantau terus perkiraan cuaca. Juga sebaiknya hindari waktu-waktu puncak mudik diperkirakan terjadi,” tuturnya.
Banjir Pantura
Seandainya puncak mudik Lebaran adalah kemarin, dipastikan terjadi kemacetan parah di jalur pantura. Sebab, banjir menggenangi Jalan Soekarno-Hatta, Kota Kendal, Jateng, hingga setinggi 60 sentimeter. Jalan itu merupakan jalur utama bagi pemudik dari arah Jakarta menuju Semarang atau sebaliknya.
Dari pantauan, titik kemacetan berada di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kendal. Genangan air mengakibatkan banyak kendaraan mogok, terutama sepeda motor. Kemacetan mengular hingga 5 kilometer dari ujung timur Kendal, yakni Kaliwungu, sampai Kota Kendal untuk arus Kendal-Batang.
Kemacetan juga tampak di arus sebaliknya, yakni Kendal-Semarang. Suprapto, sopir truk, mengaku sudah berjam-jam terjebak kemacetan. ”Sejak subuh saya sudah tiba di Jalur Arteri Kaliwungu, tapi hingga siang ini baru sampai Brangsong. Macetnya parah banget,” keluhnya kemarin.