bandungekspres.co.id, BANDUNG – Sebagai langkah percepatan proyek pembangunan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), pemerintah pusat akhirnya akan menggunakan dana talangan yang berasal dari Bank of Tiongkok.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat Iwa Karniwa memastikan, kendala pembiayaan tol sekarang sudah ada jalan keluarnya. Sebab pemerintah pusat siap mengucurkan dana talangan untuk pembangunan jalan tol Soreang-Pasirkoja (Soroja) dan Tol Cileunyi Sumedang Dawuan (Cisumdawu).
”Saya pikir ini sebagai langkah baik mengingat saat ini kebutuhan angggaran untuk pemnenasan lahan sudah semakin mendesak,” jelas Iwa ketika ditemui di Gedung Sate, kemarin (15/6).
Menurutnya, untuk pembembebasan lahan sedang dihitung oleh Kementerian PU Pera dan Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) dan saat ini sudah disampaikan penyelesaiaannya oleh Kementerian Keuangan. Dengan begitu, pendanaan untuk tol Cisumdawu mulai bisa teratasi.
Selain itu, anggaran pinjaman ini juga digunakan untuk dana talangan membayar uang muka kontraktor. Namun prihal jumlahnya, Iwa mengaku tidak mengetahui persis.
”Persisnya coba tanyakan di satuan kerja untuk jumlah uang muka detailnya berapa,” kata dia.
Kendati begitu, Kementerian PUPR mengakomodasi dan mengantisipasi segala permasalahan. Sehingga, pendanaannya bisa mencukup untuk penyelesaian sesuai target.
Iwa menuturkan, Kementerian PUPR juga telah mengintruksikan BPJT untuk segera menuntaskan pembiayaan pembangunan tol Soroja (Soreang-Pasirkoja). Hal ini terkait dengan dana talang yang akan diberikan dari pelaksana proyek PT CMLJ.
Dorongan tersebut dilakukan, kata dia, untuk mempercepat pengunan tol yang akan segera digunakan sebagai akses menuju venue PON XIX 2016 di Jalak Harupat, Kutawaringin, Kabupaten Bandung.
Selain itu, dana talangan tersebut dari PT CMLJ sebagai pemegang konsensi sebesar Rp 53 miliar yang selanjutnya akan ada perhitungan dalam pelaksanaan penyelesaiannya. ”Jadi ada instruksi dari Pak Hari kepala BPJT untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang terkait percepatan penyelesaian Tol Soroja juga,” urainya.
Terpisah, Kepala Dinas Bina Marga Jabar M Guntoro menyatakan, selain masalah pembebasan lahan proyek tol Cisumdawu, terhambat juga tejadi karena perubahan pembangunan terowongan yang tak sepenuhnya berada di bawah bukit.
Menurutnya, pembangunan terowongan di Cisumdawu itu bisa disebut Semi terowongan dan lebih mirip seperti terowongan yang di lingkar Nagreg.