Melihat Kemegahan Masjid Agung Sumedang

”Masjid Agung ini adalah denyut nadi masyarakat sekitar. Jantung keislaman warga Sumedang secara umum,” tegas Eka.

Dia ingin sejarah panjang Masjid Agung Sumedang dan tradisi keislaman masyarakat Kaum tetap terpelihara utuh. Tidak boleh berhenti. Jangan luntur apalagi sampai hilang digerus zaman.

Terlebih, Masjid Agung Sumedang dilindungi Undang-Undang Kepurbakalaan Badan Arkeologi. Alasannya, selain berusia ratusan tahun, masjid tersebut menjadi salah satu saksi bisu perjalanan panjang sejarah penyebaran Islam di Kabupaten Sumedang. Pemerintah menganggap masjid tersebut memiliki nilai sejarah tinggi yang perlu dilestarikan.

”Saya senang karena kebanyakan yang datang adalah ibu-ibu. Jadi, ibu-ibu di Sumedang ini tidak hanya bisa dandan, tapi juga dekat dengan masjid,” ungkap Eka yang disambut tepuk tangan hadirin.

Kisah romantis hubungan antara Masjid Agung Sumedang dan masyarakat Kaum memang terjalin sejak beberapa abad silam. Persisnya sejak masjid tersebut berdiri.

Fakta itu saya dapatkan dari Raden Dadan Rusnandar Kusumah, tokoh masyarakat sekaligus juru kunci makam pahlawan nasional Cut Nyak Dien.

Menurut dia, sejak dulu, Masjid Agung Sumedang menjadi jantung masyarakat Kaum. ”Imigran yang datang dari Tionghoa dan Arab itu, ya datangnya ke kampung Kaum itu,” ungkap Rusnandar yang ditemui di makam Cut Nyak Dien.

Jarak antara makam Cut Nyak Dien dan Masjid Agung Sumedang sekitar 2 km. Kehadiran para pendatang tersebut turut memengaruhi arsitektur bangunan Masjid Agung Sumedang. Sebab, selain jago dalam berniaga dan ilmu bela diri, mereka piawai membuat rumah ibadah serta mengukir berbagai ornamennya.

Saat itu, pendatang dari Tionghoa ingin unjuk kebolehan dengan cara menjajal ilmu bela diri warga pribumi. Apalagi mereka mendengar ada daerah Kaum Sumedang yang pernah menjadi tempat bertanding bela diri.

Pertandingan sengit pun dimulai. Kedua pihak sama-sama mengeluarkan kesaktian. Akhirnya, adu ilmu itu berakhir dengan kemenangan pendekar Sumedang. Sebagai bentuk penghormatan, pendatang dari Tionghoa bersedia mengabdikan diri untuk masyarakat Sumedang. (*/c5/agm/fik)

Tinggalkan Balasan