bandungekspres.co.id BANDUNG – Pada bulan Juni 2016 ini, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Barat melalui Tim Pengendali Latihan Korea Selatan memberangkatkan sebanyak delapan cabang olahraga ke negeri Ginseng. Dari delapan cabang olahraga yang melakukan latihan di Korea Selatan, KONI Jabar pun menargetkan sebanyak 56 medali emas.
Ketua Tim Pengendali Latihan Korea Selatan, Trio Arsefto menuturkan, delapan cabang olahraga di bawah timnya akan melakukan latihan di Gyeong Sang Buk Do, Korea Selatan, antara satu dan dua bulan.
Sebelumnya, delapan cabang olahraga tersebut pun telah ditangani oleh pelatih asal negeri Ginseng tersebut. Yakni cabang olahraga menembak, panahan, judo, gulat, anggar, taekwondo, tinju, dan atletik.
”Dari delapan cabang olahraga tersebut, KONI menargetkan untuk meraih minimal 56 emas. Tapi kita sendiri menargetkan untuk bisa meraih 76 medali emas,” ujar Trio.
Dari hasil latihan dan pelaksanaan sentralisasi yang sudah dilakukan, delapan cabang olahraga tersebut sudah memperlihatkan prestasi yang signifikan. Salah satunya cabang olahraga menembak yang belum lama ini berhasil menjadi juara umum kejurnas menembak.
”Termasuk anggar, yang baru sekitar tiga bulan ditangani pelatih asal Korea Selatan. Mereka mulai memperlihatkan prestasi yang membanggakan di kejurnas lalu,” terang Trio yang juga menjabat sebagai anggota Bidang Organisasi KONI Jabar ini.
Sebanyak 56 medali emas yang diharapkan disumbangkan delapan cabang olahraga sendiri, sudah terbagi di cabang olahraga bersangkutan. Seperti cabang olahraga menembak yang ditargetkan meraih 14 medali emas, taekwondo sebanyak 10 emas, judo sebanyak 14 emas, tinju dan gulat ditarget lima emas, kemudian panahan sebanyak empat emas, dan anggar sebanyak tiga emas.
Selain delapan cabang olahraga yang khusus ditangani tim pengendali Korea Selatan, terdapat beberapa cabang olahraga yang juga melakukan sentralisasi latihan di negeri ginseng. Sentralisasi tersebut dilakukan berdasarkan program kerja pelatda yang disusun oleh pengurus provinsi cabang olahraga yang bersangkutan.
”Seperti sepatu roda yang berlatih di Korea Selatan, itu atas program pengprov Porserosi. Setiap cabang olahraga dipersilakan untuk melakukan latihan dan sentralisasi di Korea Selatan, namun harus melapor terlebih dahulu. Pasalnya, pihak Korea Selatan sendiri tidak menerima cabang olahraga yang memang bukan dominasi mereka di Olimpiade,” pungkasnya. (kon/asp)