Impian Aria Juara Kelas pun Kandas, Umur 10 Tahun, Bobot 140 Kilogram

Apalagi perawakan kakak Aria, Ardi, juga gemuk. ”Namun, gemuknya Ardy masih wajar, nggak kayak Aria ini,” tambahnya. Porsi makan Aria juga normal. Tiga kali dalam sehari dengan porsi nasi dan lauk yang tidak berlebihan.

Sudah hampir dua tahun pengobatan terhadap Aria tidak dilanjutkan. “Kami sudah kehabisan uang,” ungkap Rokayah yang mendampingi Ade saat wawancara. Padahal, hati Rokayah selalu menangis setiap melihat anaknya sulit beraktivitas. Apalagi mengingat masa-masa anaknya masih bersekolah dengan prestasi mentereng.

Hal serupa dirasakan Ade. Dia mengaku bingung. Sudah banyak tenaga hingga materi yang dikeluarkan, tapi belum cukup. Aria tetap tidak bisa beraktivitas. Bahkan, tubuhnya terus membesar. ”Kami sebagai orang tua sangat berharap ada pihak yang mau membantu. Kami sudah maksimal mengobatinya. Bahkan, uang kami sudah keteteran,” ujar Ade.

Soal prestasi di sekolah, Sukarsem SPd, guru SDN Cipurwasari, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang, mengungkapkan, Aria merupakan salah seorang siswa berprestasi. Mulai kelas I hingga kelas II, dia selalu menjadi juara kelas. Sayang, menginjak semester pertama kelas III, Aria tidak bisa bersekolah karena terkendala berat badan. ”Kami terus memberikan bantuan moral agar Aria kembali bersekolah,” kata Sukarsem yang sempat menjadi guru pendamping Aria sebelum putus sekolah.

Bagaimana tanggapan dokter anak atas kasus yang menimpa Aria? Dokter spesialis anak National Hospital Surabaya dr Achmad Yuniari Heryana SpA menganjurkan Aria dibawa ke dokter anak konsultan gizi dan penyakit metabolis atau ahli endokrin. Hal itu ditujukan untuk mencari penyebabnya. ”Sebabnya itu bisa jadi kelainan genetis, hormonal, atau kondisi sebelumnya,” kata dokter yang akrab disapa Boy tersebut.

Dengan kondisi Aria yang mudah lelah, Boy menduga ada masalah pada jantungnya. Bisa jadi sudah pada tahap gagal jantung. Selain masalah jantung, menurut dia, obesitas berisiko menimbulkan penyakit lain. ”Bisa diabetes melitus tipe dua, hipertensi, batu empedu, dan hiperkolesterolemia.”

Dokter Irma Lestari Paramastuty SpA Mbiomed juga mendukung pernyataan Boy. Pola hidup yang buruk, menurut dia, bisa menjadi penyebabnya. Asupan lebih banyak daripada pengeluaran kalori. ”Sering nonton televisi atau main game, lalu makannya banyak. Akhirnya gendut,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan