bandungekspres.co.id, COBLONG – Ada yang menarik di Galeri Thee Huis, Balai pengelolaan Taman Budaya Propinsi Jawa Barat. Sekitar 20 lukisan karya Keanu Atha Art Prie Sukarya, berjejer rapih di sana. Pameran ini digelar selama dua pekan pada 16-29 Mei.
Salah satu perhatian pengunjung yakni lukisan berjudul perang melawan Korea. Di sana, Keanu berhasil melukiskan adanya kesedihan melalui awan dengan lelehan cat air. Di tambah lagi dengan sebuah unit kendaraan perang yang mengeluarkan tembakan menuju sebuah pesawat helikopter.
Di lukisan lainnya, Keanu menggunakan warna coklat sebagai pertanda sebuah jalan dan langit yang berwarna. Jika ditanggap oleh akal sehat, tidak mungkin sekali langit berwarna ungu. Akan tetapi, begitulah yang terjadi. Keanu menggunakan imajinasinya dalam lukisan yang berjudul ”Benerin Jalan Hotel Pabrik”.
Menurut Dosen MK, Kritik Seni dan Kurator Seni rupa, Bambang Sapto, karya seni sejatinya jujur dan orisinal, tersirat ekspresi dari perasaan si pelukisnya. ”Di usianya ini, Keanu memiliki kemauan yang tinggi dan keras untuk mengungkapkan estetik,” ucapnya kepada Bandung Ekspres saat ditemui dilokasi, kemarin (25/5).
Ketika anak berusia anak sekitar 6-10 tahun, masa di mana anak memiliki keemasan yang hanya bisa dialami sekali oleh setiap manusia. Dia menekankan pada masa tersebut, kegiatan anak tak bisa dikekang. Jika dikekang, si anak akan mencari kegiatan lainnya yang bisa mengarah pada hal yang negatif.
Namun hal tersebut tentu tergantung dari bagaimana orang tua mengarahkannya. Terkadang orang tua tak menyadari akan masa keemasan seorang anak. Kebetulan Keanu ayahnya mengenal senirupa jadi diwadahi.
”Lalu, ketika anak menginjak usia 9-10 tahun, anak memasuki periode realisme semu, yang memerlukan bimbingan dari orang tuanya,” ungkapnya.
Karena bimbingan dari orang tua yang kurang akan membuat anak mencari kegiatan yang mengarah pada kegiatan negatif. Pasalnya si anak akan mengalami keguncangan jiwa. Menurutnya, anak-anak masuk dalam kategori homoluden.
Artinya, manusia yang senang bermain, manusia yang sadar jiwanya untuk diungkapkan. Pada karyanya, lanjut dia, Keanu seperti menemukan sesuatu dan berdialog dengan jejak rupa.