bandungekspres.co.id, BANJARAN – Kelompok Bermain Terpadu dan Taman Kanak-kanak (TK) Mutiara di Kampung Neglasari, RT 04 RW 03, Desa Ciapus, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, membuat program Satu Anak Satu Pohon. Program ini untuk membentuk anak usia dini peduli terhadap lingkungan.
Ketua Yayasan Kober dan TK Mutiara, Akrurrozy mengatakan, pihaknya sengaja membuat program tersebut bertujuan membimbing siswa dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut secara konsisten. Selain itu, untuk membimbing siswa agar menjadi pribadi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan alam sekitar.
”Kami mendidik anak-anak sejak usia sangat dini untuk menanam pohon. Karena dengan melihat alam sudah rusak, makanya kami memprogramkan anak-anak dengan cinta lingkungan, merawat dan menanaman pohon,” kata Akrurrozy saat diwawancara kemarin (16/5).
Dia mengungkapkan, menanamkan pendidikan tersebut pada anak usia dini menurutnya sangat penting. Sebab, menjadi pembelajaran menanaman pohon untuk perbaikan lingkungan dan pendidikan mental anak untuk bertanggung jawab terhadap pohonnya. Sejak dini harus bisa bertanggung jawab tentang lingkungan.
”Saya langsung mengaplikasikannya terhadap pohon, karena inspirasinya supaya anak bisa mengingat pernah menanam pohon dalam kehidupannya. Sehingga kebiasaan itu bisa terbawa sampai dewasa. Kami mewajibkan anak untuk menanam pohon, maka anak tersebut harus bertanggung jawab terhadap pohon yang ditanamnya,” ungkapnya.
Akrurrozy menjelaskan, Kober dan TK terpadu Mutiara merupakan sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Teguh Karisma Peduli Indonesia (YTKPI) yang berbasis nilai agama dan lingkungan. Berdiri pada tahun 2012 dengan nomor Izi penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini 421.I/2683 Disdikbud/2012.
”Semoga sekolah ini dapat mencetak lulusan-lulusan yang kompeten dan berakhlakul karimah serta cinta terhadap lingkungan dan alam,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah Kober dan TK terpadu Mutiara, Siti Nurjanah mengatakan, di sekolah ini, anak belajar mulai dari masuk ke gerbang sekolah. Sebab Kober dan TK ini lebih cenderung pada pembelajaran. Menurut dia, pembelajaran untuk Kober dan TK tidak cenderung ke membaca dan berhitung. Tapi lebih cenderung ke pembisaan sejak dini.
Maka, lanjut Siti, anak dari awal tahun ajaran sudah mengumpulkan barang-barang yang layak pakai untuk di sumbangkan kepada orang yang lebih membutuhkan. Ada tiga hal sebelum masuk kesekolah, yakni, anak harus membawa alat siram untuk mengurus pohonnya, cuci tangan memakai sabun, dan anak berwudhu sebelum masuk ke kelas.