bandungekspres.co.id, SUMUR BANDUNG – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengkalaim telah berhasil menangkap dua terduga anggota teroris Santoso di wilayah hutan pegunungan Poso Lore Timur atau Lembah Napu. Mereka ditangkap ketika mereka tengah turun gunung hendak mencari bahan makanan ke perkampungan.
Dua anak buah Santoso tersebut, yakni Ibadurohman alias Ibad alias Amru dan Mochamad Sonhaji Sulaiman alias Sul alias Faqih. Keduanya terbilang masih muda. Ibad yang merupakan warga asal Banyumas, Jawa Tengah, lahir pada 1995. Sedangkan Sul, lahir tahun 1997.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, penangkapan kedua terduga teroris ini diwarnai kontak tembak antara Densus 88 dengan kelompok tersebut. ’’Anggota kami berhasil menangkap mereka ketika turun gunung karena akan mencari makanan di sekitar perkampungan,’’ kata Badrodin kepada wartawan di Hotel Arya Duta, Jalan Sumatera, Kota Bandung kemarin (18/4).
Badrodin mengungkapkan, pada saat kontak senjata antara petugas dengan para teroris tersebut, diperkirakan ada anggota teroris yang terkena (tembak). Namun setelah kita sisir tidak ditemukan hingga saat ini petugas masih melakukan pengejaran. Jaringan teroris Santoso alias Abu Wardah kini telah terbagi menjadi tiga hingga empat kelompok. Posisi tersebut telah dipersempit oleh petugas gabungan yang melakukan pengejaran terhadap mereka.
’’Mereka terbagi menjadi beberapa kelompok, itu strategi mereka. Namun mereka sudah semakin terjepit,’’ ungkapnya.
Lebih lanjut Badrodin menegaskan, operasi Tinombala 2016 efektif hingga bulan Mei ini. Dalam operasi tersebut, petugas gabungan akan terus melakukan pengepungan terhadap jaringan teroris ini. Mereka akan mengalami kesulitan dalam hal bahan makanan, sehingga salah satu indikasinya turun ke kampung. Diperkirakan jumlahnya kini semakin sedikit sekitar tinggal 27 orang dari 29.
’’Saat ini, selain kesulitan makanan mereka juga sudah terjepit. Karena petugas gabungan terus melakukan pengejaran dan mempersempit ruang gerak mereka,’’ pungkasnya.
Sementara itu, di tempat berbeda Kapolda Sulteng, Brigjen Rudy Sufahriadi mengatakan, dua orang yang diamankan terakhir oleh petugas, diharap bisa menguak keberadaan Santoso dan informasi-informasi penting lainnya.
Meski sudah diamankan sejak Kamis lalu, namun polisi belum bisa menggali informasi mendalam dari kedua orang tersebut. Pihak kepolisian, masih melakukan pemulihan terhadap kondisi kedua anggota Santoso, yang diperkirakan mengalami kekurangan gizi. ”Mereka masih kita recovery (pemulihan) dulu. Nanti kalau sudah pulih benar, baru kita lakukan pemeriksaan,” terang Rudy.