bandungekspres.co.id, SURABAYA – Sektor pariwisata seharusnya menjadi tumpuan masa depan Indonesia. Sebab, selain potensinya yang besar, sektor pariwisata bersama dengan industri kreatif diprediksi meraih kejayaan di era kultur produk sekarang.
Hal itu diungkapkan Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam diskusi ruang ide bertajuk Pariwisata Pilar Utama Bangkitkan Ekonomi Daerah kemarin.
Pada diskusi yang berlangsung di Semanggi Room Graha Pena, Surabaya, tersebut, hadir para tamu terbatas yang terdiri atas narasumber, klien, dan mitra kerja Jawa Pos (induk Bandung Ekspres).
Menurut Arief, perkembangan tren dunia sudah melewati tiga tahap, yakni agrikultur, manufaktur, dan era teknologi informasi. ”Nah, sejak dua tahun lalu, secara perlahan kita masuk ke fase cultural product,” sebutnya. Di fase itu, produk-produk yang berbasis kreativitas seperti pariwisata, start-up technology, dan karya seni akan banyak dicari.
”Karena itu, saya bilang ke Presiden (Jokowi), kita harus serius mempromosikan pariwisata Indonesia. Syukurlah, presiden paham, anggaran kami kemudian ditambah hingga Rp 11 triliun,” cerita Arief yang disambut tepuk tangan hadirin.
Lantas, strategi promosi pariwisata apa yang cepat? Arief mengatakan menggunakan strategi klasik, yakni menciptakan musuh bersama (common enemy). Pada tahap awal, sektor pariwisata dua negara tetangga, yaitu Malaysia dan Indonesia, dibandingkan. Hasilnya mengejutkan. Devisa dari pariwisata Indonesia sebentar lagi menyalip penerimaan devisa pariwisata Malaysia.
”Pada 2014 penerimaan devisa kita hanya setengah dari Malaysia dan seperempat dari Thailand. Tiga tahun lagi atau 2019, kita bisa menyalip Malaysia. Devisa kita akan mencapai setengah dari yang didapatkan Thailand,” ujarnya.
Menurut data World Travel & Tourism Council (WTTC), tahun lalu kontribusi sektor pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia memang hanya USD 82,4 miliar atau 9,6 persen. Itu masih lebih rendah daripada Malaysia yang kontribusinya mencapai USD 38,9 miliar atau 13,1 persen terhadap PDB. Thailand malah lebih tinggi karena kontribusi sektor pariwisatanya mencapai 20,8 persen atau USD 81,6 miliar.
Pada 2014 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia hanya 9,4 juta orang. Sementara itu, wisman Malaysia sudah mencapai 27,4 juta. Thailand malah berada di bawah Malaysia, yakni 24,8 juta turis.