Basna Minta Maaf ke Bobotoh

Jumpa-Pers-Persib-
JPG
JUMPA PERS: Pemain Bek Persib Bandung, Rudolf Yanto Basna (kiri) didampingi Asisten Pelatih Persib Bandung Herrie Setyawan (kanan) memberikan keterangan saat jumpa pers jelang pertandingan Persib Bandung melawan Mitra Kukar pada kompetisi Piala Bhayangkara di Shoe Hotel, jalan Cimbuleuit, Kota Bandung, Rabu (16/3) lalu. Pada laga final Basna terpaksa diusir wasit karena dinilai sengaja menendang botol ke pemain Arema Cronus baru-baru ini.
0 Komentar

 

bandungekspres.co.id – Laga final Piala Bhayangkara menjadi catatan bagi bek kanan Rudolf Yanto Basna. Sebab, dia menjadi salah satu biang cacatnya pertahanan Persib Bandung setelah diganjar kartu merah.

Runutannya, Basna tertangkap wasit menendang botol air mineral hingga mengenai kepala Pemain Arema Cronus, Esteban Viscara. Sudah jatuh tertimpa tangga, setelah mendapat kartu merah, Persib juga kalah kalah telak dengan skor 0-2.

Menyikapi hal itu, Basna merasa, tindakan itu tidak sengaja dilakukan. Niatnya, untuk menyingkirkan benda di dalam lapangan yang bisa menganggu jalannnya pertandingan.

Baca Juga:Dikontrak Dua Tahun, Pugliara Bangga Bisa Gabung PersibRossi Gagal Bersaing pada Sesi Kedua Balapan, Ini Penyebabnya..

Di saat bersamaan, dia merasa perlu meminta maaf kepada bobotoh. Sebab, karena ulahnya, tim kemudian pincang dengan hanya bermain sepuluh pemain.

”Saya cuma mau meminta maaf untuk semua bobotoh yang sudah datang jauh-jauh ke SUGBK (Stadion Utama Gelora Bung Karno, Red) kemarin, tapi pertandingan yang sangat berat,” tutur Basna di Mes Persib, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, kemarin (4/4).

Dia mengatakan, tak ada satu pun pemain yang ingin diganjar kartu merah. Semua, termasuk dirinya, ingin memberikan penampilan maksimal apalagi di laga final.

”Saya tidak ada faktor kesengajaan, tapi enggak tahu wasit menilai berbeda,” urainya.

Menyikapi pertandingan, pemain asal Papua ini tak menampik jika tensi laga final Piala Bhayangkara sangat panas. Bagaimana tidak, kedua tim pasti tak ingin kalah untuk menyambut piala yang sudah ada di depan mata. Apa boleh buat, timnya hanya mampu lolos sebagai runner-up. ”Sebenarnya bukan emosi tapi tensi pertandingan tinggi dan partandingan kemarin sangat keras,” tegasnya.

Dia berharap, ke depan tak ada kesalahan nonteknis yang dapat merugikan timnya. Bagaimanapun, kekalahan di laga final ini menjadi pelajaran berharga bagi dia agar bisa lebih tenang di dalam pertandingan.

Kegagalan meraih kampiun ini dia sampaikan sebagai modal untuk mentas di kompetisi. Terlebih, Persib akan terlibat di kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC), pertengahan bulan ini. ”Di situ kita bisa tahu punya kekurangan dan bisa diperbaiki untuk ISC,” ujarnya.

Baca Juga:Penyesalan Lorenzo di Seri ArgentinaConte jadi Pria Italia Kelima yang Latih Chelsea

Melihat sambutan bobotoh di laga puncak Piala Bhayangkara, dia bertekad mempersembahkan trofi di ISC nanti. Menurutnya, Persib mutlak harus juara untuk membalas budi suporternya yang loyal.

0 Komentar