Volume Banjir Kembali Meluap
bandungekspres.co.id – Korban Luapan sungai Citarum saat ini bertambah dua orang. Kedua orang tersebut diduga mengalami stres dan kedinginan karena dampak banjir.
Ketua RW 9 Kampung Kulalet Rudi mengatakan, korban Maesaroh, 55, warga Kampung Kulalet RW 9, Desa Bojongmalaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Korban mengalami syok berat saat sungai Cisangkuy meluap pertama kali, Sabtu (12/3). Maesaroh pun dievakuasi warga ke tempat pengungsian di rumah warga yang tidak terendam banjir.
Maesaroh kemudian dibawa ke dokter, dan dirawat di rumahnya. Dokter menyatakan Maesaroh mengalami hipertensi akibat stres melihat air banjir.
”Pada Senin (14/3) akhirnya Maesaroh pun meninggal dunia dan sudah dimakamkan,” jelas Rudi kemarin (15/3).
Warga lainnya yang meninggal pada masa tanggap darurat ini adalah Uun, 65, yang juga tercatat dari Kulalet. Dia mengatakan, Uun mengalami sesak akibat kedinginan saat tubuhnya terkena banjir luapan sungai Cisangkuy.
”Kondisi Uun pun semakin parah dan dirawat di rumah anaknya yang memiliki tembok masih lembab akibat terendam banjir. Uun akhirnya meninggal dunia, Selasa (14/3) dan langsung dimakamkan,” tuturnya.
Berdasarkan catatan, korban meninggal dunia terdapat lima orang. Rinciannya, satu orang warga Kampung Cieunteung, Kelurahan Baleendah, satu orang warga Desa Citeurep, Kecamatan Dayeuhkolot, satu orang Warga Kecamatan Pamengpeuk dan dua orang warga Kampun Kulalet, Desa Bojongmalaka, Kecamatan Baleendah.
Dia mengatakan, warga mengevakuasi dirinya sendiri tanpa bantuan siapapun. Padahal, pihaknya sudah meminta perahu tapi tak kunjung datang. ”Kami menandu para lansia menggunakan tangga bambu, berjalan melawan arus yang sangat deras. Tapi perahu datang seperti polisi India, setelah warga semua mengevakuasi dirinya sendiri,” kata Rudi.
Sejak saat itu, tutur Rudi, warga kesulitan mendapat bantuan makanan dan logistik. Mereka hanya mendapat bantuan dari warga sekitar berupa konsumsi, meski akhirnya PT Pertamina memberikan bantuan serta pengobatan gratis, Selasa (15/3).
”Pengobatan gratis ini sangat berarti. Sebab, warga kesulitan mendapat layanan kesehatan, terutama akibat jalan utama ke kampung tersebut yang rusak parah, tanpa aspal apalagi beton. Dua warga pun, meninggal dunia pada masa tanggap darurat banjir ini, dalam dua hari berturut-turut,” tuturnya.