Eks arsitek Chelsea, Valencia, dan AS Roma itu sedikit mengkritisi permainan Leicester setelah Shinji Okazaki mencetak gol semata wayang di menit 25.
Diantaranya, walaupun mendominasi penguasaan bola 50,2 persen, namun The Magpies, sebutan Newcastle, lebih mampu meneror gawang Kasper Schmeichel lewat 13 tembakan.
Ranieri memaparkan, lebih banyaknya serangan yang mereka terima dari tim tamu karena anak asuhnya sering sekali kehilangan bola, ditambah dengan kemampuan para penggawa Newcastle dalam menutup pergerakan Leicester di lini tengah.
”Baru di babak kedua kami bisa bermain lebih baik lagi,” beber Ranieri. ”Mereka tetap memberikan tekanan pada kami. Namun, kami berhasil terus menutup alur permainan mereka. Dan aku tidak ingat berapa kali Kasper melakukan penyelematan gemilang pada laga itu,” kelakar pelatih 64 tahun tersebut.
Terpisah, hasil ini tidak hanya menjadi debut buruk bagi Rafael Benitez sebagai manajer anyar Newcastle. Namun juga menodai rekor laga perdana sepanjang karir kepelatihannya menangani empat klub terakhir. Opta mencatat, selama menjadi pelatih di Real Madrid, Napoli, Chelsea, dan Inter Milan, Benitez menorehkan satu menang dan tiga seri.
Namun, pelatih kelahiran Madrid 55 tahun itu mencoba bersikap positif dari kekalahan yang semakin membenamkan Newcastle di jurang degradasi itu.
”Tim ini memiliki semangat bagus dan mampu memberikan tekanan demi tekanan kepada Leicester,” kata Benitez seperti dilansir The Independent. ”Secara umum, skuad ini sudah bagus. Hanya membutuhkan sedikit koreksi saja,” timpalnya. (apu/vil)