BMKG: GMT di Bandung Berawan

‪Pengamatan, selain dilakukan oleh komunitas Imah Noong, juga akan diikuti oleh para wisatawan domestik dan mancanegara seperti dari Jepang, Malaysia, Tiongkok, Prancis dan lainnya. Mereka dipersilakan untuk membubuhi tandatangannya atau bisa untuk ber-selfie di kacamata tersebut.

”Kacamata matahari ini berukuran panjang 960 sentimeter dan lebar 60 sentimeter. Kacamata hanya menggunakan satu bingkai, tetapi memiliki sembilan lubang kacamata,” tutur Pengelola Imah Noong Hendro Setyanto.

”Di setiap lubang dipasangi filter berbahan black polimer neutral density (ND)-5. Kacamata matahari raksasa itu dapat digunakan oleh sekitar 45 orang,” tambanya.

‪Menurut Hendro, pembuatan kacamata ini menghabiskan biaya sekitar Rp 60 juta. Yang mahal terdapat pada penggunaan bahan akrilik sebagai bingkai kacamatanya, ditambah dengan harga filter yang mencapai Rp 15 juta. ‪

Pihaknya akan mengupayakan agar kacamata matahari terbesar ini tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebab sampai saat ini belum pernah ada seorang pun yang pernah membuat kacamata seperti ini.

Annie Hanifah, Prakirawan BMKG Kota Bandung saat ditemui di kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Giofisika (BMKG) kota Bandung pada senin (7/3) mempredsiki cuaca Bandung pada hari itu berawan.

”Untuk sementara ini cuaca Bandung pada 9 Maret nanti berawan. Ada hujan tapi diperkirakan akan turun pada sore hari,” ujarnya

Meskipun dengan cuaca berawan, Annie mengatakan masyarakat masih bisa melihat fenomena gerhana matahari tersebut. ”Masih bisa terlihat mudah-mudahan aja enggak berawan banget,” ujarnya lagi.

Untuk BMKG sendiri, kata dia, akan melakukan pengamatan di daerah Punclut. ”Tadinya kita sudah survei ke Tangkuban Parahu. Tapi di sana kalau pagi turun kabut makanya pindah ke Punclut. Khusus untuk spotnya kita sedang survei lagi,” urai Annie Hanifah.

Annie mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melihat gerhana matahari secara langsung, lebih baik menggunakan kacamata pelindung ataupun alat lainnya. Sementara untuk masyarakat yang ingin melihat secara langsung peristiwa GMT. Masyarakat bisa melakukan live streaming di website BMKG.

”Lebih baik jangan melihat langsung karena bahaya buat mata, tapi kalau masyarakat penasaran ingi melihat gerhana matahari total masyarakat bisa mengakses website kami di www.media.bmkg.go.id/gmt,” ungkapnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan