Netty Heryawan Prasetiyani Tentang Anak dan Perempuan
Aktivitas keseharian Dr Hj Netty Heryawan Prasetiyani MSi sangat padat. Selain menjadi ibu rumah tangga dan istri Gubernur Jawa Barat Dr H Ahmad Heryawan Lc, dia disibukkan dengan kegiatan pemberdayaan perempuan, pengembangan kerajinan daerah, serta kampanye anti kekerasan terhadap anak dan perempuan.
SUHENDRIK, Bandung
JUMAT malam (12/2) lalu, Netty memberi kesempatan penulis berbincang santai di Pakuan, rumah jabatan Gubernur Jawa Barat. Jangan dibayangkan waktu yang didapat masuk kategori santai pula ya. Misal, saat sore hari sambil minum teh di teras rumah. Waktunya kali ini pukul 21.30 WIB. Dari rencana semula menerima pukul 20.30. Perubahan jadwal itu terjadi karena Netty harus memenuhi dulu undangan Duta Besar Uni Eropa yang tengah berkunjung ke Gedung Sate, Pemprov Jabar selepas Magrib.
’’Tidak apa-apa malam juga. Saya biasa nemenin Bapak (Aher -sapaan Ahmad Heryawan-) kalau lagi belajar bisa sampai jam satu (dini hari),’’ selorohnya yang malam itu mengenakan busana serba hijau.
Sebelum mulai berbincang dirinya memohon maaf telah membuat menunggu. Sebab, begitu tiba di Pakuan, masih harus lebih dulu mengurusi dua anak asuhnya. Seorang berumur setahun, seorang lagi dua tahun. Keduanya adalah korban. Sebagai anak yang ditinggalkan begitu saja oleh orang tuanya di sebuah tempat. ’’Jadi serasa punya anak kecil lagi. Maaf ya,’’ ucap Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat ini.
Berbicara dunia anak di mata Netty, tantangan untuk menjauhkan dari kekerasan baik fisik, psikis, maupun seksual kian serius. Hal itu bisa saja terjadi karena banyak hal. Salah satunya adalah terjadinya perubahan pola pengasuhan orang tua. Belakangan, terlihat dari semakin akrab pengaruh buruk gadget dan televisi dengan anak, sebagai pengalih pemberi perhatian dari orang tua. Jika ini tidak dikontrol dengan baik dan bijak, maka anak sangat mudah menyerap dampak negatifnya.