”Ke depan saya tidak ingin hanya sekadar mewakili Indonesia di F1, tetapi kalau bisa juga menuai prestasi,” sebut keempat putra pasangan Sinyo Haryanto dan Indah Pennywati tersebut. Bagi Rio kepastian tampil di F1 menjadi kabar bahagia yang menjadi kado ”telat” ulang tahun dia yang ke-23 pada 22 Januari lalu.
Dia mengaku sempat merasakan hopeless karena sebelumnya manajemen dia belum bisa membayarkan down payment kepada Manor. ”Itu sempat mengganggu, tetapi saya tetap percaya bahwa ada jalan buat saya bisa tampil di F1,” bebernya. Langkah pertama manajemen Rio untuk mengambil dana pinjaman EUR 3 juta akhirnya menjadi titik awal jalan keluar.
Kedatangan Managing Director Team Manor, Abdulla Boulsien tengah pekan lalu ke Jakarta juga memberikan makna tersendiri buat Rio. Terlebih lagi, Boulsien juga bertemu manajemen Pertamina untu membicarakan teknis dukungan perusahaan plat merah tersebut kepada Rio.
Selanjutnya, masih ada kekurangan dana sekitar EUR 6,5 juta yang harus diselesaikan manajemen Rio kepada pihak Manor. Terkait hal tersebut, Menpora Imam Nahrawi mengungkapkan tidak akan berhenti memperjuangkan dana Rp.100 Miliar yang sebelumnya dijanjikan buat dukungan Rio menuju F1.
”Seperti halnya Rio, kami juga tidak akan lelah berhenti berjuang untuk tambahan dana buat dia. Ini menyangkut martabat bangsa dan negara,” terangnya. Cibiran sebenarnya kerap datang kepada Imam terkait dukungan dia kepada pembalap asal Solo tersebut. Kepada parlemen, Imam juga akan mencoba meyakinkan mereka supaya bisa memberikan dukungan nyata.
Di sisi lain, Edwi Abdullah yang mewakili BUMN menegaskan bahwa dukungan buat Rio akan terus diupayakan. Karena saat ini status Rio sudah pasti tampil di F1, Edwin mengatakan bakal lebih mudah untuk mendukung Rio. ”Saya akan melaporkan ini kepada Bu Menteri BUMN (Rini Soemarno, Red), Rio should never walk alone,” katanya.
Manajer Rio, Piers Hunniset mencoba terus positif thinking akan adanya dukungan dana buat Rio berikutnya. Piers yang sudah karib dengan pembalap Formula dari Indonesia sejak Ananda Mikola pada 1999 silam. ”Kami masih berharap dukungan perusahaan dari Indonesia untuk bisa mendukung Rio,” sebut dia.