bandungekspres.co.id– PB PON telah mengeluarkan surat keputusan (SK) soal Pra-PON sepak bola. Isinya yakni larangan memakai pemain profesional dari klub Indonesia Super League (ISL). Kebijakan tersebut tentu saja menimbulkan kontra. Tak terkecuali pelatih Kalimantan Selatan, Mundari Karya.
Layaknya pelatih lainnya, Mundari juga mempertanyakan soal regulasi yang baru berubah itu. Menurutnya SK tersebut masih abu-abu alias tak jelas. ”Pada PON sebelum tidak ada masalah soal itu,” tuturnya.
Mundari lantas menceritakan pengalamannya saat mengikuti PON. Tepatnya tahun 1980. Kala itu dia bermain untuk Lampung dan berhasil meraih gelar juara. ”Sebagian besar pemain bahkan dari klub Jaka Utama Lampung,” cerita Mundari.
Pada regulasi PON sebelumnya memang tak ada larangan untuk pemain profesional. Batasannya hanya pada usia dan domisili. Kala itu masih di bawah kendali PSSI. Kemudian aturan berubah setelah penyelenggaraan diambil alih oleh PB PON.
Perubahan regulasi tersebut tentu saja membuat Kalsel pusing. Pasalnya ada beberapa pemain profesional. Sebut saja seperti Hansamu Yama Pratana, Paulo Oktavianus Sitanggang, Agi Pratama, Aidil Bogel, Tedy Berlian serta Nazarul Fahmi. ”Aturan ini harus ditanyakan lagi agar lebih jelas,” sebut Mundari.
Saat ini tim sepak bola Pra-PON Kalsel sudah menjalani pemusatan latihan di Lapangan Bea Cukai Jakarta. Ada 18 pemain yang diboyong. Diantaranya adalah Tedy Berlian, Jhon Ravi, Faizal, Indra, Rangga, Argo, Inyong, Hansamu Yama Pranata, Paulo Oktavianus Sitanggang, Aidil Bogel, Agi Pratama, Adam, Hanif, Theo, Huda, Rendra, Nazarul Fahmi, dan Fandi. (nur/jpnn/fik)