bandungekspres.co.id– Hujan yang mengguyur Kabupaten Bandung Barat beberapa hari terakhir ini, mengakibatkan dua rumah ambruk dan lima rumah lainnya retak serta rusak berat akibat adanya pergerakan tanah di Jalan Raya Cipatat-Cianjur, tepatnya di Kampung Tagog Munding RT 03/08, Desa Citatah, Kecamatan Cipatat, Selasa (9/2) sore. Kendati tidak ada korban jiwa, namun 7 kepala keluarga (KK) yang berjumlah 29 jiwa di lokasi tersebut harus diamankan ke tempat yang jauh lebih aman.
Kepala Desa Citatah Mumung mengatakan, untuk sementara para penghuni rumah yang rusak dan retak tersebut diungsikan terlebih dahulu ke rumah warga lainnya dan juga saudara mereka. Hal ini agar tidak terjadi pergerakan tanah susulan yang dapat membahayakan masyarakat. Rumah-rumah yang rusak atas nama Alan Triana, Ande, Nana, Taryono, Kosasih, Ari Wibowo dan Engkan Julaeni. ’’Kami juga belum menerima petunjuk dari pak camat dan pemkab apakah mereka harus pindah dari lokasi tersebut atau tetap di sana nantinya. Tapi, memang kalau usul saya harusnya pindah karena kondisi tanahya sudah tidak aman,” kata Mumung di Kantor Desa Citatah, kemarin.
Menurut Mumung, mereka yang tinggal di sana sebagian tanah milik pribadi dan juga ada tanah milik PU. Beberapa bangunan yang berdiri juga ada yang diisi untuk tempat tinggal dan ada juga yang dibuat untuk usaha seperti bengkel dan warung makan. ’’Ada juga depannya bengkel belakangnya dipakai tempat tinggal. Ada juga yang dipakai untuk usaha warung saja,” ungkapnya.
Sementara itu, ditemui di lokasi salah seorang pemilik bangunan yang rusak parah atas nama Ernawati (43) mengaku, pada saat terjadinya ambruk rumah dirinya sedang berada di rumah yang lain. ’’Kebetulan 2 bangunan ini saya sewakan kepada orang lain sebagai tempat jualan. Dan kebetulan warung saya ini sedang tidak ada yang menyewa sejak 1 bulan terakhir (kosong). Kalau saya diam sehari-hari di rumah yang satu lagi (sebrang lokasi ambruk),” ungkapnya.
Dia menceritakan, rumah yang ambruk ini awalnya mengalami ambles sedalam 1 meter kurang. Tiba-tiba dengan adanya pergerakan tanah rumah langsung ambruk ke bawah dan rusak parah. ’’Bangunan ini sudah ada sejak tahun 2000 lalu. Untungnya dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa,” pungkasnya.