Melihat Kemampuaan Helion Loon Karya LPIK ITB
Institut Teknologi Bandung (ITB ) kembali menghasilkan karya. Kali ini, kampus tertua di Jawa Barat ini akan menguji coba helion loon yang disebut-sebut pesaing loon project Google.
Nita Nurdiani, Bandung Wetan
Helion loon atau loon wi-fi yang diciptakan Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB bakal diuji coba di sekitaran ITB pada Jum’at (12/2) mendatang. Menurut salah satu penjaga tenan LPIK ITB, Hagorly M Hutasuhut, jangkauan helion loon masih dalam skala kecil.
”Luas cakupannya kurang lebih 2 kilometer persegi. Luas itu hanya bisa mencakup untuk sebuah konser musik atau seluas lapangan sepak bola dengan ketinggian balon loon sekitar 25-50 meter,” kata Hagorly kepada Bandung Ekspres di LPIK ITB kemarin (10/2).
Sebagai pendiri start up Insitek, helion loon ini menggunakan flying base trasceiver stasion taua BTS terbang yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. Di rencanakan, helion loon juga akan menstabilkan sinyal. Karena helion loon ini menggunakan koneksi VSAT dan fiber optik. Dua hal tersebut sebagai backhaul agar dapat membagi koneksi via wi-fi.
Karena miliki ketinggian yang cukup rendah, sehingga balon digunakan sebagai platform advertising visual. Bahkan bisa sebagai virtual. Fungsi sebagai advertising itu, menurutnya saat terbang nanti akan melakukan pemetaan. ”Pemetaan cukup penting dilakukan untuk kebutuhan nasional,” katanya.
Dia menjelaskan, helion nantinya akan melakukan pemantauan terhadap pertanian. Bahkan mengetahui pelanggaran yang terjadi di wilayah perbatasan Indonesia.
Diakui olehnya, di musim hujan ini banyak daerah yang rawan bencana. Dengan adanya helion ini, bisa dilakukan pemantauan terhadap daerah-daerah tersebut.
”Balon helion sengaja didesain sebagai satelit jarak pendek,” tuturnya.
Dia mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap cuaca yang saat ini ada. Dia menegaskan, hellion loon ini aman dan sudah didesain terstruktur diproteksi dari hujan. ”Bahkan dari kecepatan angin sampai beauford 7 juga helion loon tetap aman,” pungkasnya. (nit/fik)