Berani Jual Lebih Murah dari Kompetitor

Belajar dari Kegigihan Dua Bersaudara Berbisnis Sepatu Kulit

Sepatu kulit dikenal dengan kualitasnya yang tahan lama dan stylish. Maka tak heran, banyak orang yang merasa nyaman mengenakan alas kaki ini.

Ifa Latifah Hasibuan, Cicendo

ATAS itulah, pria asal Makasar, Muhammad Ramadhan menjalani bisnis sepatu kulit karena dianggap memiliki pangsa pasar yang besar. Dalam menjalankan bisnisnya, dia menggandeng adiknya Muhammad Zulkifli turut serta ke Bandung.

Ramdhan menceritakan, bisnisnya berawal saat dia berkunjung ke Kota Bandung. Dia yang memiliki hobi di bidang fashion, mendapatkan ide untuk membuka usaha di Bandung.

Menurutnya, Bandung merupakan kota fashion dan banyak produsen besar terdapat di kota berjulukan Paris Van Java ini. ”Awalnya sih nggak ada niatan buat buka usaha. Tapi pas lagi main ke Bandung di tahun 2011, tiba-tiba kepikiran pengen buka usaha di Bandung,” ungkap Ramdhan saat ditemui Bandung Ekspres kemarin (10/2).

Kedua bersaudara ini akhirnya memutuskan untuk membuka usaha sepatu kulit. Namun sepatu kulit yang dibuat oleh mereka mempunyai harga yang terjangkau oleh masyarakat.

Jika rata-rata sepatu kulit dijual minimal Rp 1 juta, namun dia bisa menjualnya Rp 500 ribu. Tentu, dengan setengah harga yang lebih murah, brand-nya itu banyak dicari orang.

”Kita tuh pingin buat sepatu kulit dengan kualitas bagus, namun harga tetap harga Indonesia hehe,” ucapnya.

Sepatu kulit yang diberi merk Guteninc ini baginya mengandung makna, Guten merupakan bahasa Jerman yang berarti selamat. ”Nama adalah doa, kenapa kita pakai nama itu, supaya usaha kita selamat selalu,” tuturnya.

Dalam perjalanan bisnisnya, Ramadhan dan sang adik sempat mendapatkan banyak hambatan. Salah satunya dari orang tuanya. Dia memang memiliki orang tua pebisnis tulen. Namun, orang tuanya malah melecehkannya, karena menganggap bisnis fashion itu merupakan bisnis musiman.

”Kebetulan orang tua kita tuh pebisnis di bidang properti, bisa di bilang bisnis yang benar-benar menjanjikan. Jadi pas tahu kita mau buka usaha ini, ya mereka sempet nggak yakin,” ucapnya.

Di tahun 2012, Guteninc masih belum mendapatkan respon yang baik dari masyarakat. Mereka hanya mampu menjual hingga dua puluh sepatu per bulan. Sampai akhirnya, di tahun 2013, Ramadhan yang kebetulan sudah menyelesaikan kuliahnya di Makasar memutuskan untuk tinggal di Bandung.

Tinggalkan Balasan