Neville-Moyes 2.0

Squawka juga mengolok-olok Neville sebagai David Moyes 2.0. Dia dinilai sebagai versi berikutnya dari Moyes, tetapi lebih buruk. Moyes adalah pelatih asal Britania Raya terakhir yang melatih di Real Sociedad dan berakhir dengan pemecatan.

Statistik performa tim yang dilatih Moyes dan Neville pun tak beda jauh. Bersama Sociedad, Moyes hanya mendapatkan persentase kemenangan 28,57 persen. Lalu bagaimana dengan Neville. Lebih buruk. Dia mencatat 26,67 persen kemenangan dalam 15 laga.

Neville memang sosok yang cerdas, analisa yang komprehensif, dan keberanian dalam mengungkapkan pendapat, tetapi ketika menjadi pundit alias komentator. Begitu melatih, dia hanya menunjukkan performa layaknya pelatih kacangan.

Sepanjang sejarah, selepas era Sir Bobby Robson dan John Toshack, tak ada pelatih asal Britania Raya yang bisa berprestasi di Spanyol. Chris Coleman pernah mencobanya di Sociedad pada 2007-2008 dan berakhir dengan kegagalan.

Robson dan Toshack mampu mempersembahkan gelar. Bahkan, Toshack sempat melatih empat klub di Spanyol, yakni Sociedad, Real Madrid, Deportivo la Coruna, dan Real Murcia. Prestasinya adalah juara Copa del Rey 1986-1987, La Liga 1989-1990, dan Piala Super Spanyol 1995.

Adapun Robson juga punya hasil yang lumayan oke selama melatih Barcelona pada 1996-1997. Meski dalam waktu yang tidak panjang, Robson mampu mempersembahkan Copa del Rey 1996-1997, Piala Super Spanyol (1996), dan Piala Winners (1997) buat El Barca.

Namun, mengingat performa Neville saat ini, sepertinya dia kurang tepat dianggap sebagai penerus Robson atau Toshack. Mantan bek Manchester United itu lebih tepat menjadi penerus bagi Moyes yang sama-sama gagal dengannya di La Liga. (dra/ham/asp)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan