[tie_list type=”minus”]BKPM Ajak Buka Hotel dan Restoran[/tie_list]
bandungekspres.co.id– Salah satu sektor yang dipromosikan pemerintah Indonesia kepada investor Jepang sebagai diversifikasi investasi adalah pariwisata. Khususnya hotel dan restoran yang memiliki pasar tersendiri, yakni wisatawan asal Jepang. Upaya promosi itu juga didukung rencana pemerintah yang berniat membuka batasan kepemilikan asing di sektor pariwisata.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyatakan, pariwisata termasuk sektor prospektif ditandai dengan kenaikan realisasi investasi 48,9 persen atau senilai Rp 49,6 triliun. ”Untuk bidang usaha hotel dan restoran, kenaikannya tercatat 69,9 persen dari posisi Rp 7,3 triliun pada 2014 menjadi Rp 12,1 triliun pada 2015,” ujarnya kemarin.
Salah satu indikator yang membuat sektor pariwisata bakal makin berkembang adalah rencana pemerintah merevisi Perpres 39/2014 tentang Bidang Usaha yang Tertutup dan Terbuka untuk Penanaman Modal. ”Sektor pariwisata termasuk yang akan dibuka. Hotel dibuka, restoran, dan kafe juga dibuka. Sebab, Indonesia memberikan bebas visa kepada lebih 40 negara, termasuk Jepang,” tutur Franky.
Dibukanya bisnis restoran untuk asing bakal memudahkan turis-turis Jepang yang ingin menikmati masakan asal Negeri Sakura di tanah air. ”Investor Jepang bisa membuka restoran atau kafe di Indonesia yang sesuai dengan masyarakat Jepang,” terangnya.
Berdasar data yang dirilis BKPM, investasi Jepang di sektor hotel dan restoran pada 2015 tercatat Rp 175 miliar atau meningkat 95 persen ketimbang tahun sebelumnya yang hanya Rp 89 miliar. Namun, jumlah tersebut masih sangat kecil bila dibandingkan dengan total investasi di bidang usaha hotel dan restoran di Indonesia yang mencapai Rp 12,1 triliun.
Franky juga menggarisbawahi pentingnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Menurut dia, Indonesia merupakan representasi terbesar dari ASEAN yang memiliki 600 juta penduduk dengan nilai ekonomi USD 2,4 triliun. Indonesia mewakili setidaknya 40 persen populasi dan aktivitas ekonomi ASEAN.
”Jadi, Masyarakat Ekonomi ASEAN akan menjadi single market dan single production. Dengan berinvestasi di Indonesia, berarti para investor mendapat pasar ASEAN. Bea masuk untuk barang dan jasa di Indonesia 0 persen,” jelas dia. (ken/c14/oki/rie)