Kereta Cepat Mendorong Perekonomian Semakin Pesat

Bupati Bandung Barat Abubakar mengatakan, hadirnya kereta cepat di kawasan Walini, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat akan mendorong tingkat perekonomian yang semakin pesat. Kawasan tersebut, selain akan dibangun stasiun kereta cepat yang banyak didatangi pengunjung, juga akan menjadi kota baru atau metropolitan dimana perekonomian akan meningkat. ’’Pembangunan di Kabupaten Bandung Barat akan meningkat pesat dengan hadirnya kereta cepat,” kata Abubakar di Ngamprah, kemarin.

Abubakar Bupati Bandung Barat
Abubakar
Bupati Bandung Barat

Abubakar memandang, jika proyek tersebut sudah rampung, tentu akan berdampak pada pembangunan di KBB. Apalagi, ia mengakui, proyek tersebut sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KBB yang memperuntukkan Kecamatan Cikalongwetan sebagai wilayah pengembangan. Kawasan stasiun tersebut akan terintegrasi dengan sebuah kota ramah lingkungan bernama Kota Walini. ’’Transportasi kereta ini memang dibutuhkan Bandung. Karena dari Jakarta ke Bandung kalau pakai transportasi udara itu tanggung. Jadi ini sebuah solusi juga,’’ katanya.

Abubakar mengungkapkan, adanya stasiun tersebut menjadi salah satu kebanggaan bagi masyarakat Kabupaten Bandung Barat. Warga yang hendak pergi ke Jakarta akan lebih mudah dan cepat menggunakan kereta api cepat tersebut. ’’Jadi di Kabupaten Bandung Barat ini ada stasiun kereta api cepat yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Jadi, warga tinggal datang saja ke kawasan Walini jika ingin ke Jakarta,’’ tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China Hanggoro Budi menambahkan, anggaran untuk kereta cepat ini dibiayai secara mandiri oleh konsorsium BUMN Indonesia dan konsorsium China Railways dengan skema business to business. Konsorsium BUMN tersebut antara lain PT Wijaya Karya (Persero), PT Jasa Marga (Persero), PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII berkolaborasi dengan konsorsium Tiongkok yang mendirikan perusahaan patungan dengan nama PT KCIC. ’’Kereta cepat ini menghubungkan empat stasiun antara Halim, Karawang, Walini (KBB), dan Tegalluar (tidak jauh dari kawasan Gedebage),’’ ungkapnya.

Diungkapkannya, pengoperasian kereta cepat ini membutuhkan pasokan listrik sekitar 75-100 megawatt. Untuk itu, rencananya KCIC bekerja sama dengan PT PLN (Persero) dan direncanakan dalam jangka panjang akan membangun power plant sendiri untuk memastikan tidak ada gangguan pasokan listrik saat kereta beroperasi. (drx/vil)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan