Produksi selama setahun itu dibagi dalam beberapa sesi. Enam bulan pertama dilalui Ivan dengan pematangan ide dan konsep. Dia menuturkan, selama enam bulan pertama dilaluinya untuk ngobrol banyak dengan pemesan. Sebagai contoh, gitar resonator ungu pesanan dari Australia tersebut adalah produk dari interaksi Ivan dengan pemesan.
”Itu setengah tahun bisa ngobrol saja. Supaya saya tahu orangnya, style dia seperti apa, nanti kebaca pola main sama setting dia. Lama-lama, akhirnya malah berteman,” ujar Ivan. Setelah konsep terbangun, barulah Ivan menuangkan hasil perbincangan berbulan-bulan ke dalam motif. Dia mengirimkan gambar desain gitar hasil pemikirannya kepada konsumen. Setelah disetujui, barulah tiga bulan terakhir dalam satu tahun gitar diselesaikan melalui proses produksi. ”Soal desain, saya nggak mau bikin duplikat gitar merek lain. Bentuk dasar sih boleh, tapi nanti kami modif lagi. Biar tidak kelihatan menjiplak,” ujarnya.
Berbicara soal pengguna, Ivan menyebut sudah ada musisi delta blues yang menggunakan gitarnya. Untuk ukuran musik pop, musisi delta blues memang tidak terkenal. Namun, nama seperti Justin Johnson dan band Sirius Plan asal Prancis saat ini sudah menggunakan gitar Ivee. Untuk gitaris tanah air, musisi blues Adrian Adioetomo juga sudah memakai gitar buatan Ivan.
Gitaris selevel Steve Vai juga pernah menggunakan produk Ivan. Memang bukan gitar. Sebab, Steve sudah terikat kontrak dengan Ibanez. Menurut Ivan, Steve pernah memesan aksesori pelat buatannya untuk dipasang dalam rangka anniversary Evo, gitar kesayangan Steve.
Selain di gitar Steve, rencananya, pelat tersebut diproduksi masal untuk dipasang di semua replika gitar Evo produksi Ibanez. Namun sayang, untuk produksi masal, pihak Ibanez telat menghubungi Ivan, sementara replika sudah memasuki proses akhir produksi. ”Akhirnya, yang produksi masal nggak jadi. Namun, pelat awal tetap terpasang di gitar yang dipakai Steve,” ujar Ivan.
Memasuki 2016, karya Ivan selangkah lagi akan makin dikenal dunia. Sebab, rencananya, Oktober mendatang dia mengikuti The Holy Grail Guitar Show (HGGS), yang biasa digelar di Kota Berlin, Jerman. Sejak tiga tahun lalu, HGGS tidak hanya eksklusif menampilkan karya 20 legenda pembuat gitar dunia, tapi sudah memamerkan karya sekitar 100 pembuat gitar.