Dian Juni Kurniadi Tergolong Siswa Pintar

Mengenal Sosok Pelaku Bom Sarinah Jakarta

Polisi menyebut salah satu pelaku serangan teror di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis (14/1) bernama Dian Juni Kurniadi, 25. Dian tewas setelah meledakan bom di pos polisi yang ada di lokasi kejadian.

Yerry Novel, Slawi.

DIAN TERORIS
YERRY NOVEL/RADAR SLAWI

BUKU INDUK SISWA: Foto Dian Juni Kurniadi saat masih duduk di kelas XII SMKN 1 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Sabtu (16/1).

 DIAN Juni Kurniadi merupakan warga RT 2 RW 8 Desa Pegirikan, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal. Sejak kecil, Dian mengampu ilmu di kabupaten tersebut. Hingga pada jenjang SMK, Dian menuntut ilmu di salah satu sekolah ternama yakni SMKN 1 Adiwerna. Keterlibatan Dian dalam aksi terorisme tak pernah disangka-sangka oleh para guru di sekolah tersebut.

Di sekolah favorit ini, Dian tercatat pernah mengenyam pendidikan dengan Nomor Induk Siswa (NIS) 058588. Lulus pada 2008, Dian merupakan siswa jurusan Teknik Mesin. Selama bersekolah, Dian tergolong siswa rajin dan pintar. Bahkan, anak dari pasangan Sutopo, 60, dan Rodiah, 50, ini acap kali meraih peringkat pertama di kelasnya.

“Nilai rata-ratanya 8. Ini tergolong siswa pintar. Anaknya juga rajin kalau lihat dari daftar kehadiran,” kata salah satu guru SMKN 1 Adiwerna, Jurusan Teknik Mesin, Sakirin, saat ditemui wartawan di sekolahnya, beberapa waktu lalu.

Sakirin mengaku tak ingat persis pergaulan Dian selama di sekolah. Dia hanya berujar, Dian merupakan sosok pendiam. “Yang saya ingat anaknya pendiam,” ucap Sakirin.

Wakil Kepala Kurikulum SMKN 1 Adiwerna Rahmat juga membenarkan jika Dian merupakan salah satu alumni berdasarkan data di Bagian Tata Usaha (TU). Karena itu, dia mengaku terkejut jika setelah lulus Dian terlibat dengan kegiatan terorisme. Dia menengarai, setelah lulus, Dian langsung beranjak ke luar kota untuk mencari pekerjaan. “Dia mendapat kerja tidak melalui jalur sekolah. Sepertinya dia mencari pekerjaan sendiri,” ujarnya.

Rahmat membantah jika sekolahnya telah memberikan pelajaran tentang perakitan bom. Sejauh ini, sekolah hanya memberikan pelajaran dasar sesuai dengan jurusannya masing-masing. Menurut dia, para siswa tidak hanya dibekali dengan pengetahuan dan etika, melainkan juga pemahaman terkait pengaruh buruk dari perkembangan teknologi informasi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan