PENDUKUNG Manchester United harus berterima kasih kepada Edwin van der Sar dan Peter Schmeichel. Sebab, berkat dua nama penjaga gawang yang melegenda bersama Setan Merah itu David de Gea memantapkan hatinya ke Old Trafford.
Bukan memaksakan egonya memperkuat klub kota kelahirannya, Real Madrid. ’’Saya gembira di sini, saya menikmati masa-masa di sini, dan saya percaya dengan tim ini. Mereka punya penjaga gawang yang melegenda di Premier League, dan saya ingin menjadi seperti mereka,’’ ujarnya.
De Gea mengungkapkan janji setianya itu dalam sesi wawancaranya dengan TEAMTalk. Pernyataan itu sekaligus membantah konfidensi El Real yang memasukkannya dalam rencana panic buying senilai GBP 250 juta (Rp 4,9 triliun) bulan ini.
Kontrak De Gea bersama United masih berakhir sampai musim panas 2019 mendatang. Dari 21 pekan yang dijalani United, De Gea hanya absen 4 kali. Dibandingkan dengan Premier League musim lalu, performa pemain 25 tahun itu tidak sebagus musim lalu.
Musim lalu rasio kebobolannya satu gol per pertandingan. Dimainkan 37 kali, De Gea kebobolan 37 gol. Sementara, di musim ini, baru bermain 17 kali gawang yang dikawalnya sudah kebobolan 18 kali. Artinya, rasio gol per pertandingannya 1,0
Itu belum termasuk pertandingan melawan Liverpool di Anfield, tadi malam. Hanya, dia bertekad untuk memperbaiki statistik penampilannya. ’’Saya ingin jadi penjaga gawang terbaik dunia, dan saya tahu untuk mampu mencapainya saya perlu latihan lebih keras lagi,’’ koarnya.
Akhir pekan lalu, De Gea masuk dalam nominasi Tim Terbaik Tahun 2015 versi FIFPro. Tapi, namanya masih kalah dari penjaga gawang Jerman dan Bayern Muenchen, Manuel Neuer. ’’Saya tidak peduli siapa yang paling hebat sekarang. Trofi untuk Manchester United-lah yang saya inginkan,’’ lanjutnya.
Pernyataan De Gea itu seakan menambahi komentar pelatih Louis van Gaal sebelumnya. Sehari jelang laga melawan Liverpool, Van Gaal konfiden tidak akan kehilangan pemain terpentingnya di bawah mistar gawang United ini hanya karena tawaran GBP 40 juta (Rp 797,7 miliar) Real.