Amman ini, sebelum ada ISIS sudah tergolong sebagai orang yang pemikirannya ekstrim. Bahkan, kelompok Amman ini menolak untuk salat bersama dengan napi-napi lainnya. Padahal, banyak rekan yang juga di penjara karena kasus tindak pidana terorisme. ”Saat di penjara itu sesama napi kasus terorisme terbelah,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, Amman ini kemungkinan yang menyebabkan Afif menjadi pelaku aksi teror di Sarinah. Sebab, dipastikan saat ini Amman telah berbaiat pada ISIS. ”Anehnya, walau sangat ekstrim pemikirannya, namun Amman ini belum pernah ”berjihad” dengan tangannya sendiri,” tuturnya.
Sementara itu, mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah sekaligus mantan kombatan Afghanistan Abu Tholut menuturkan bahwa Amman menjadi ketua dari JAKN dan dewan pembinanya merupakan Abu Bakar Baasyir. ”Kelompok ini merupakan gabung berbagai kelompok yang terinspirasi dan berbaiat dengan ISIS,” paparnya.
Minta Copot Kepala BIN
Di bagian lain, DPP KNPI meminta Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso, untuk mundur dari jabatannya. Sebab, BIN dinilai tidak bisa menditeksi dari dini insiden pemboman di Jalan Tamrin Jakarta.
Ketua DPP KNPI Bidang Pengkajian Strategis Pamriadi mengatakan, teror bom dan baku tembak di dekat Istana Negara ini menunjukkan kegagalan kinerja intelijen negara. Bagi dia, itu ujian yang terbuka dan penilaiannya langsung disuguhkan ke depan publik
”Yang jelas jebol di ring 1 dekat istana merupakan kecolongan. Dan sutiyoso layak dicopot dari jabatan kepala BIN,” kata Pamriadi kemarin (15/1).
Dia menegaskan, mendesak kepada Presiden Joko Widodo untuk segera mencopot Sutiyoso sebagai kepala BIN. Dan berharap, ada sosok pengganti yang mempunyai kapasitas di dunia intelijen.
Bagi dia, sangat fatal jika BIN tidak bisa mendeteksi secara dini ancaman terhadap keamanan bangsa dan negara. Efeknya, kata dia, berpengaruh terhadap citra Indonesia di mata dunia. ”Efek lainnya bisa mengganggu program dunia pariwisata,” tuturnya.
Terkait hal itu, dia juga mengutuk tindakan teroris yang mengakibatkan tewasnya sejumlah korban yang tidak berdosa di Jakarta. Serta mendesak kepada aparat hukum untuk membasmi teroris sampai ke akar-akarnya. Jika terus dalam kondisi gaduh, kata dia, maka ancaman di Indonesia tidak akan pernah berakhir.