Residivis Ujung Tombak Teror Bom

Dia menjelaskan, saat ini Polri mengejar pelaku hingga ke sejumlah tempat, setidaknya di Depok, Balikpapan dan Cirebon. Ada sejumlah orang yang diamankan dan ada berbagai barang bukti yang disita. ”Tapi, semua itu belum bisa disebutkan detilnya karena masih terus mengejar hingga ke akar-akarnya,” tuturnya.

Polri mendeteksi, pelaku teror Sarinah ini semacam perwakilan dari berbagai kelompok yang berafiliasi dengan ISIS. Artinya, tidak hanya kelompok JAKN yang dipantau, melainkan ada berbagai kelompok lainnya. ”Kami tidak fokus ke satu kelompok, saja, banyak kelompok saling terkait,” ujarnya.

Dia menegaskan bahwa selain mengejar kelompok yang merancang aksi teror, ada juga indikasi bahwa pelaku utama aksi teror bertambah. Kemungkinan besar pelaku utama ini berperan sebagai pendukung aksi.

”Aksi yang begitu besar ini sudah dirancang, perancangan ini bisa sempurna dan tidak sempurna. Namun yang dipastikan, kejadian ini tidak mungkin hanya dilakukan lima orang saja. Ada pelaku lain yang perannya supporting. Ini juga kami kejar,” tegasnya.

Sementara itu, Kadivhumas Mabes Polri menjelaskan, memang ada penggerebekan di Depok, Balikpapan, Sulawesi dan Cirebon. Namun, tidak semuanya bisa diungkap. Yang paling baru, Densus 88 telah menangkap dua terduga pelaku teror Sarinah. ”Ditemukan bendera ISIS dan sejumlah dokumen yang bertuliskan ayat-ayat yang dijadikan dasar melakukan teror,” jelasnya.

Soal apa peran keduanya, Anton enggan menyebutkannya. Yang diketahuinya, keduanya masih satu kelompok dengan jaringan Solo yang ditangkap sebelum Natal dan Tahun Baru. ”Yang Solo itu dua ini terlibat. Tentunya aksi teror di Plasa Sarinah kuat dugaan juga sama,” ujarnya.

Sementara salah satu rekan Afif yang pernah dipenjara bersama di Lapas Cipinang, Jibriel Abdul Rahman menuturkan bahwa selama tiga tahun dipenjara, Afif dikenal sebagai sosok yang cukup santun. ”Waktu di penjara, dia mengaku biasanya bekerja sebagai guru TPA di Sumedang,” jelasnya.

Afif terbilang bukan orang yang mengkafirkan orang lain. Namun, dia sangat dekat dengan kelompok yang ekstrim dan mudah mengkafirkan orang lain. ”Terutama ustad Amman Abdurrahman, dia ini yang menjadi pembimbing Afif,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan