Mantan Plt Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu itu melanjutkan, pemerintah tetap memantau pergerakan rupiah. Pihaknya juga berupaya menjaga fundamental makro ekonomi Indonesia agar tetap kuat, sehingga bisa mengembalikan kondisi nilai tukar rupiah yang sempat terpuruk.
”Tentunya kita memperhatikan hal yang terjadi. Ini kan sesuatu di luar kontrol kita. Tapi kita upayakan nanti agar market jangan terlalu nervous setelah kejadian ini. Yang penting, kita tetap punya fundamental makro yang kuat,” imbuhnya.
Sementara itu, akibat tragedi bom yang terjadi siang kemarin, rupiah sempat melemah 117 poin atau 0,85 persen ke level Rp 13.952 per dolar AS pukul 12.02 kemarin. Sejam kemudian, sekitar pukul 13.51 WIB, rupiah berada di level Rp 13.919. Berbagai analis pasar meyakini bahwa bom yang terjadi di Sarinan memicu asing melakukan aksi jual.
Berdasar kurs tengah Bank Indonesia, rupiah ditutup di level Rp 13.887 pada perdagangan kemarin. Penutupan itu mengalami pelemahan 16 poin dibanding perdagangan sehari sebelumnya yang berada di level Rp 13.861.
Merespon gejolak yang terjadi di pasar, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengakui bahwa sempat ada guncangan sementara di pasar keuangan dalam negeri.
”Dampak kejadian hari ini memang kalau dilihat di pasar valas sedikit ada shock diawal. Tetapi kemudian sudah kembali. Reaksinya temporer,” ujarnya di Jakarta, Kamis (14/1).
Juda berujar bahwa dari sisi makroekonomi secara keseluruhan menunjukkan fundamental ekonomi yang kuat dan kondusif. Maka, lanjutnya, tidak ada alasan apapun yang dianggap dapat mengguncang stabilitas sistem keuangan dan ekonomi di Indonesia saat ini, termasuk kejadian bom kemarin.
Pihaknya menilai, tragedi yang kabarnya menewaskan 7 orang tersebut hanya menimbulkan temporary effect saja pada ekonomi dalam negeri. ”Kalau ada dampak sifatnya temporer saja,” tambahnya.
Dia menegaskan bahwa BI dan seluruh otoritas keuangan akan terus berada di pasar untuk mengantisipasi dampak apapun yang terjadi di pasar keuangan. ”Kami akan terus monitor dan melihat apa saja yang terjadi di market. Tragedi itu juga tidak berpengaruh pada keputusan penurunan BI rate. BI dan otoritas lain tentu berupaya agar gejolak tidak berlanjut,” jelasnya. (owi/ken/dee/rie)