Siswa SMK Negeri 1 Bengukulu Bangun Budaya Kerja

bandungekspres.co.idWorkshop penyusunan dokumen Implementasi Technopark yang dilakukan SMKN 1 Kota Bengkulu menghadirkan tim pendampingan dari Dinas Pendidikan Jawa Barat, Drs H Nanang Yusuf Nurdin MSi. Ia akan berada di Bengkulu selama dua hari, dan ia akan memberikan bimbingan penyusunan dokumen tersebut selama dua hari Dokumen Implementasi Technopark pada guru-guru di SMKN 1 Kota Bengkulu. Saat dikonfirmasi Pendamping program Technopark Dinas Pendidikan Jawa Barat, Drs H nanang Yusuf Nurdin MSi menuturkan, penyusunan dokumen implementasi ini sangat penting, di sini akan memberikan penguatan dan pemahaman terkait technopark disetiap paket keahlian.

budaya kerja
PRAKTIKUM: Sejumlah siswa SMK saat merakit komputer di laboratorium. SMK mengedepankan keahlian disamping teori kelas

Dan Bengkulu sangat beruntung, pasalnya dari ribuan Sekolah Menengah kejuruan Se-Indonesia, baru 57 sekolah yang menerapkan program Technopark ini. Dan SMKN 1 Kota Bengkulu ditunjuk menjalankan program baru yang yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktur Pembinaan Sekolah Menengah kejuruan (PSMK). ”Kami melakukan bimbingan tehnis pada sekolah yang ditunjuk sebagai pilot projek, diharapkan kedepan sekolah ini dijadikan acuan sekolah pengembangan technopark,” katanya.

Di awal tahun pertama ini, perkembangan program yang dilakukan SMKN 1 cukup cepat, mereka memulai melakukan persiapan dengan melakukan pertemuan-pertemuan persiapan dokumen. ”Kami dari Direktorat PSMK pun baru-baru ini telah membuat format-format kegiatan teaching factory tersebut. Tujuanya bagaimana siswa SMK nanti bisa membangun budaya kerja industri di sekolah. ”Sekolah tidak lagi menjadi simulasi atau praktek tiap keahlian, tapi setiap paket keahlian akan menjadikan praktek itu membudayakan kerja di sekolah sesuai dengan permintaan/order,” katanya.

Program Technopark yang akan dikembangkan di SMKN 1 adalah perakitan komputer/laptop yang akan berimbas pada program kejuruan lain. Nah untuk bisa sukses menjalankanya butuh dorongan dan dukungan semua pihak termasuk pemerintah daerah khususnya dan Dikbud. ”Bisa program pengadaan laptop di order di SMKN 1, sehingga pekerjaan ini kompetensi itu ada di mata pelajaran, sehingga saat praktek anak tidak simulasi lagi melainkan melakukan pekerjaan berdasarkan order,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan