JK mengelak jika pertemuan empat mata dengan Megawati tersebut hanya silaturahmi biasa, tidak membahas masalah reshuffle maupun dualisme Partai Golkar. Menurut dia, Mega hanya berpesan agar pemerintah terus menjaga stabilitas politik sehingga ekonomi bisa berjalan baik. ”Sekalian saya minta oleh-oleh dari Amerika (karena Mega baru liburan dari AS),” selorohnya.
Sementara itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung juga menyatakan jika Istana mulai jengah dengan berbagai isu reshuffle. Dia menegaskan, kalau istana tidak akan terpengaruh dengan berbagai rumor-rumor tersebut.
”Rumor-rumor itu yang membuat ya orang yang kepingin jadi menteri. Tapi, biasanya yang begitu itu (justru) nggak pernah kesampaian, dijaminlah,” sindir Pramono, di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.
Bukan hanya formasi, rumor tentang pelaksanaan reshuffle juga tersebar luas di masyarakat melalui sejumlah media sosial. Diantaranya, soal perombakan kabinet yang akan dilakukan sebelum 15 Januari 2016 nanti. ”Siapa yang menyebarkan rumor itu nggak penting, istana tidak tergantung pada rumor, istana punya pertimbangan sendiri dalam memutuskan,” tandas mantan sekjen DPP PDIP tersebut.
Di internal kabinet, keyakinan bahwa reshuffle tidak akan dilakukan dalam waktu dekat memang makin kuat. Keyakinan sejumlah menteri itu salah satunya didasarkan pada sinyal yang sudah disampaikan Presiden Joko Widodo secara terbuka terkait reshuffle. ”Presiden kan sudah kasih signal, jangan desak-desak, jangan dikte-dikte, masak masih nggak paham,” kata salah seorang menteri asal parpol, yang enggan disebutkan namanya.
Atas hal itu pula lah, dia merasa kasihan dengan pihak-pihak yang berusaha mendorong reshuffle agar bisa dilaksanakan segera. ”Saya tidak tahu kenapa orang-orang kok masih pada ribut, mereka yang desak-desaklah, yang tekan-tekanlah, kan sia-sia saja,” imbuhnya.
Dari informasi yang dihimpun di internal partai koalisi, hingga hari ini, pertemuan antara pimpinan partai dan Presiden Jokowi yang khusus membahas soal reshuffle belum dilakukan kembali. Pertemuan hanya sempat dilakukan sekitar pertengahan Desember 2015 lalu. Saat itu, presiden dan pimpinan partai koalisi sepakat untuk menunda agenda reshuffle kabinet hingga momen paling tepat. (owi/dyn/rie)