bandungekspres.co.id– DPC Organda Kota Cimahi mengaku tidak akan menurunkan tarif angkutan meskipun harga BBM baru saja diturunkan pemerintah. Pasalnya, turunnya harga bahan bakar itu dianggap tidak signifikan dan tidak diikuti menurunnya harga spare part.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Pertamina menyampaikan bahwa harga solar subsidi turun dari Rp6.700 per liter menjadi Rp5.650 per liter. Sementara harga premium non Jawa-Madura-Bali (Jamali) turun dari Rp7.300 menjadi Rp6.950 per liter, dan harga premium Jamali Rp7.400 menjadi Rp7.050 per liter.
Sedangkan untuk premium (non Jawa, Madura dan Bali) turun dari Rp7.300 menjadi Rp6.950 per liter. Untuk premium (Jamali) turun dari Rp7.400 menjadi Rp7.050 per liter. Adapun Pertamax, untuk DKI Jakarta dan Jawa Barat turun dari Rp8.650 menjadi Rp8.500 per liter.
Ketua DPC Organda Kota Cimahi Dida Suprida mengatakan, berdasarkan rapat internal yang dilakukan pengurus organda Cimahi telah disepakati bahwa tarif angkutan di Cimahi tidak akan diturunkan sekalipun pemerintah telah menurunkan harga bahan bakar.
”Kalau dulu BBM itu naiknya Rp2.000 per liter, makanya kami menaikan tarif. Sekarang, masa tarif turun dengan harga penurunan BBM segitu,” katanya, dikutip Bisnis.
Disamping itu, pihaknya pun khawatir dengan kebijakan pemerintah saat ini yang menganut sistem mekanisme pasar dalam menentukan harga BBM. Itu artinya, setiap saat harga BBM itu bisa naik dan turun tergantung dari perkembangan harga minyak dunia.
Menurutnya, para pemilik angkutan di Cimahi saat ini sedang dipusingkan oleh kerumitan dalam mengurus badan hukum seperti yang diminta oleh Kementerian Perhubungan agar mereka tetap bisa mendapatkan trayek dan izin lainnya. Berdasarkan data yang dimilikinya, dari 2.000 angkutan di Cimahi, 90 persen belum mempunyai badan hukum.
”Makanya, kami sarankan kepada pemilik angkutan lainnya silahkan bergabung dengan koperasi yang telah dibentuk organda. Jangan sampai waktu pelaksanaan mengenai badan hukum ini keburu habis,” ujarnya. (bis/asp)