Nikita Biasa Dipesan Direktur dan Pejabat

[tie_list type=”minus”]Setelah Mucikari, Polisi Bidik Konsumen[/tie_list]

bandungekspres.co.id– Penangkapan artis Nikita Mirzani dan Puty Revita yang diduga terlibat prostitusi Kamis tengah malam (10/12) membuka tabir banyaknya pejabat dan direktur perusahaan nasional yang menjadi konsumen. Dari handphone Dua terduga Mucikari Ronald Rumagit alias Onat dan Ferry Okviansyah, terdeteksi para pejabat tersebut memesan service para artis.

Penangkapan Nikita dan Puty itu dilakukan di Hotel Kempinski, awalnya polisi menyamar menjadi konsumen dan memesan pada Ferry dan Onat. Lalu. Kedua artis tersebut datang ke kamar yang berbeda di hotel tersebut. ’’Saat kami tangkap keduanya dalam keadaan setengah telanjang,’’ papar Kasubdit III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Komisaris Besar Umar Fana.

Dalam hotel yang sama, ditangkap pula dua orang lelaki yang diduga menjadi mucikari, Onat dan Ferry. Dari kedua Mucikari dan dua artis ini disita sejumlah barang, di antaranya handphone, kondom, kuitansi hotel, dan uang sebesar Rp 7 juta. ’’CCTV hotel juga diambil untuk barang bukti,’’ paparnya.

Polisi menduga Ferry adalah manajer dari kedua artis. Sedangkan Onat merupakan kaki tangan Ferry. Berbagai pihak menduga Onat ini adalah salah satu mantan vokal dari sebuah band yang sempat dikenal. ’’Keduanya menjadi tersangka dan tengah ditahan di Bareskrim,’’ jelasnya.

Sesuai keterangan dua orang mucikari, untuk bisa mendapatkan pelayanan dari Nikita Mirzani, harus merogoh kocek senilai Rp 65 juta. Untuk Puty harganya juga tidak begitu jauh, Rp 50 juta. Harga puluhan juta itu juga hanya untuk short time selama tiga jam. Dari uang sebesar itu, biasanya mucikari mendapatkan jatah mencapai Rp 10 juta. “Rp 10 juta untuk mucikari, sisanya artisnya,” terangnya.

Menurut dia, dari pemeriksaan handphone Onat dan Ferry diketahui ada banyak konsumen prostitusi artis tersebut. Melalui aplikasi chatting diketahui ada konsumen yang merupakan direktur perusahaan swasta nasional hingga pejabat perbankan nasional. ’’Pejabat memang ada, tapi tidak bisa disebutkan. Kami masih mendalaminya, handphone juga diperiksa di Pudlabfor. yang pasti ada komunikasi antara pejabat dengan tersangka yang dijerat tindak pidana perdagangan orang,’’ jelasnya ditemui di depan kantor Bareskrim kemarin.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan