bandungekspres.co.id– Alun-alun Kota Bandung menjadi saksi peringatan Hari Antikorupsi Internasional 2015. Hal ini dilakukan dengan menjadi saksi dibentangkannya jalinan ikrar sekitar 20 ribu orang dari berbagai lapisan masyarakat.
Aksi perca integritas merupakan bagian dari puncak peringatan Festival Antikorupsi 2015 pada 10-11 Desember 2015 dengan tema ”Berbagi Peran Membangun Negeri. Berbagi Peran Berantas Korupsi”. Kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pemerintah Kota Bandung dan Konsorsium Komunitas Festival Antikorupsi 2015.
Ikrar yang ditandai dengan cap telapak tangan ini merupakan simbol komitmen diri dalam menegakan mental dan menjaga keluarga dari perilaku yang tidak baik.
Ikrar ini dibubuhkan di atas sehelai kain perca A3 (ukuran 30 kali 42 sentimeter) ditambahkan dengan pemikiran dan pesan yang hingga saat ini telah terkumpul lebih dari 20.000 kain. Aksi perca ini dimulai sejak Maret 2015 di lebih dari 22 kota di Indonesia dan Diaspora Indonesia.
”Aksi komitmen ini berawal dari keprihatinan sekelompok perempuan atas banyaknya masalah yang timbul karena perilaku, salah satunya adalah korupsi,” ujar Aryani Murcahyani dari Rumpun Indonesia, penggagas kain perca.
Kain perca yang berisi ikrar diri tersebut dijalin dengan kain perca lainnya dan menjadi simbol tekad komunal atau bersama dalam mencegah korupsi yang dikampanyekan melalui penanaman 9+1 nilai integritas yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, kerja keras, sederhana, tanggung jawab, berani, adil dan sabar.
Dalam Festival Antikorupsi 2015, masyarakat diajak untuk menanamkan 9+1 nilai integritas itu mulai dari keluarga. Hal ini karena, keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat memiliki peran yang sangat besar terhadap pembentukan perilaku. Oleh karena itu, dengan adanya keluarga berintegritas, perilaku korupsi di masyarakat dapat dicegah sejak dini.
Tak cukup sampai di situ, #PercaIntegritas diciptakan juga untuk menginspirasi masyarakat, agar masyarakat dapat meneruskan semangat antikorupsi. Sehingga festival ini tidak menjadi sebuah seremonial semata.
“Semogagerakan ini menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk meneruskan gerakan antikorupsi ini,” tegas Marintan Sirait, ketua Konsorsium Festival Antikorupsi.
Rumpun Indonesia tidak sendiri dalam melakukan prosesi pembentangan kain perca. Mereka akan dibantu oleh penari Ine Arini yang berkolaborasi dengan komposer Ade Rudiana. Kolaborasi mereka akan melibatkan ratusan penari, pemain musik, dan yang pasti membentangkan gabungan 20 ribu kain perca yang dibagi menjadi 11 row.