[tie_list type=”minus”]’’Jangan Sampai Saya Marah Lagi’’[/tie_list]
bandungekspres.co.id– Penyelenggaran PON XIX dan Peparnas XV Jawa Barat 2016 tinggal hitungan bulan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) terus mengebut sejumlah persiapan penyelenggaraan multi event olahraga akbar tersebut.
Dalam perkembangannya, Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan Lc mengemukakan sejumlah persiapan telah menunjukkan hasil. Salah satunya adalah venue. Pada catatannya, pembangunan venue sudah mencapai 85 persen hingga akhir Desember 2015. Karena itu, dipastikan sisa pembangunan akan dirampungkan di tahun 2016. Dengan deadline Juni 2016.
’’Meski molor (sampai) 2016, sisa 15 persen (pembangunan venue) harus selesai, mutlak sebelum Juni 2016,’’ tegas dia di hadapan para pemimpin redaksi media nasional dan lokal, saat Media Gathering Diskusi Dukungan Media PON (Pekan Olahraga Nasional) XIX-Peparnas (Pekan Paralimpiade Nasional) XV Jawa Barat 2016 di Aula Barat Gedung Sate, kemarin (16/11).
Dalam mendorong percepatan tuntasnya venue, Aher -sapaan akrab Ahmad Heryawan- mengaku, tidak jarang sampai marah kepada panitia PB PON. Sebab, dirinya sebagai ketua PB PON risau kalau sampai target tidak terpenuhi. Terutama bila dikaitkan dengan venue yang melibatkan pihak ketiga. Baik itu instansi pusat maupun dunia swasta. Sebab, di situ ada kekhawatiran mereka terkena imbas aspek hukum, jika proyeknya bermasalah. Padahal, itu jika ada masalah. Sedangkan, panitia telah menargetkan dalam penyelenggaraan ini mencapai tertib administrasi dan bersih.
’’Banyak cerita ketua PB PON marah. Biasanya (kalau sudah) marah, lalu cepat kerja. Makannya jangan sampai saya marah lagi,’’ terang dia yang juga ketua Umum PB PON ini.
Penegasan Aher soal deadline itu disampaikan secara khusus kepada Sekretaris Daerah Jabar Iwa Karniwa, Asisten Kesra Pemprov Jabar H Ahmad Hadadi, dan Kepala Biro Humas, Protokol, dan Umum (HPU) Setda Jabar Rudy R. Gandakusumah. Ketiga pejabat tersebut juga duduk di kepanitiaan PB PON bersama Aher. ’’Dengarkan Pak Iwa, Pak Rudy, Pak Hadadi. Sebab, ini (PON) bukan milik Jabar saja. Kita perlu peran semua pihak. Atau saya marah lagi. Termasuk peran media,” ungkap dia lalu tersenyum.