Pilkada Serentak Kurang Semarak

[tie_list type=”minus”]Dede Yusuf: Mungkin Terkekang Aturan KPU[/tie_list]

bandungekspres.co.id– Warga masyarakat Kabupaten Bandung banyak yang belum mengetahui akan dilaksanakannya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 9 Desember mendatang. Sehingga tahapan pelaksanaan Pilkada serentak 2015 mendatang dinilai kurang menggeliat.

Ketua Komisi IX DPR-RI Dede Yusuf Macan Efendi mengatakan, sejauh ini tahapan Pilkada di Kabupaten Bandung terkesan sepi-sepi saja. Tetapi, ini bukan hanya terjadi di Kabupaten Bandung melainkan di semua wilayah di Indonesia yang melaksanakan Pilkada.

”Saya sering komunikasikan dengan teman-teman di daerah, ternyata memang banyak yang tidak tahu kalau ada Pilkada 9 Desember nanti,” kata Dede usai diskusi publik bersama para tokoh masyarakat Kabupaten Bandung di Kecamatan Ciwidey baru-baru ini.

Dede mengungkapkan, dengan kondisi seperti ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) selaku penyelenggara Pilkada tidak berhasil dan gagal dalam melakukan sosialisasi. ”Apa karena pola kampanye yang terlalu diubah, disatukan dan lain sebagainya, saya tidak tahu. Tapi yang pasti, jadi tidak menjadi pesta rakyat. Sebab, konteks Pilkada itu kan pesta rakyat,” ungkapnya.

Berhasil atau tidaknya Pilkada ini pun, tutur Dede, akan terlihat pada saat kampanye terbuka yang akan dimulai akhir November nanti. Ketika saat kampanye terbuka tetap tidak ada geliat, berarti KPU dinilai gagal.

”Saya tidak melihat ada kesibukan di Kabupaten Bandung, tidak seperti ada yang hajatan. Spanduk kurang ramai, gerakan tidak ada. Mungkin senyap atau apa, saya tidak tahu,” tuturnya.

Dede juga menjelaskan, saat mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) ketika masih menjabat sebagai Presiden RI, menurutnya kalau bisa yang namanya debat-debat publik terjadi di ruang publik, bukan di depan publik.

”Bayangan kita semua pasangan calon itu berdebat di depan publik, itu yang akan membuat seru. Auranya bakal ada, kalau ini tidak kan ada hanya masing-masing saja,” tuturnya.

”Saya ambil contoh sederhana saja, taruhlah di kampus silakan mengundang calon tapi masuk jadwal KPU. Agar pemilih bisa tahu bahwa misi setiap pasangan apa, nanti akan ketahuan. Sebab, sekarang kan banyak yang tidak tahu visi dan misi setiap pasangan,” tambahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan