Surliyadin: Make It Perfect
KECINTAAN pengisi posisi small Forward JNE Bandung Utama Surliyadin kepada dunia basket, ternyata berawal dari rasa penasaran.
Awalnya, dirinya mengaku senang dengan olahraga voli. Namun, karena ajakan teman-temannya akhirnya dia terjun juga ke dunia basket sejak masih duduk di bangku SMA di Aceh. ’’Kalau dulu di Aceh tiap ada pertandingan basket ramai sekali, kayaknya seru juga. Akhirnya setelah mulai latihan sejak 2007, lama-lama jadi ketagihan,’’ ujarnya kepada Bandung Ekspres kemarin (5/10).
Pemain yang memiliki tinggi 187 cm itu mengaku mendapatkan banyak hal yang membentuk diri dan kepribadiannya hingga kini. Dia mengatakan, dengan bermain basket selain melatih otot badannya, juga mengadu strategi di lapangan. ’’Kecerdasan kita juga dipertaruhkan di lapangan. Itu juga menuntut adanya teamwork yang baik,’’ tambahnya.
Menekuni dengan hati, akhirnya dirinya mendapatkan beasiswa untuk kuliah dengan menempuh jalur PMDK di Bandung. Meski pernah memiliki kenangan pahit saat bencana tsunami di Aceh karena harus kehilangan ibunya, dia bertekad untuk mengenang jasa sang ibu tercinta dengan memberikan yang terbaik di dunia pendidikan dan profesi yang kini dipilihnya dengan menjadi pemain basket. ’’Karena basket, saya bisa kuliah di Bandung. Pernah juga ikut kejuaraan tingkat nasional bersama tim Aceh. Saya sangat bersyukur,’’ tuturnya.
Selama berkiprah di dunia basket, pria yang akrab disapa Itun itu pun pernah merasakan menjadi pemain di beberapa klub, seperti Pimnad, memperkuat tim Aceh saat berlaga di PON Riau 2012, Garuda Kukar Bandung, dan akhirnya memutuskan untuk pindah ke JNE Bandung Utama pada musim 2013-2014. Di JNE Bandung Utama, Itun mulai bersinar. Dia menjadi salah satu bintang andalan, serta mesin poin tim asal Kota Kembang itu.
Dia mengaku mendapat tantangan saat pertama kali pindah ke Bandung. Jauh dari keluarga dan harus berjuang seorang diri di tempat rantauan awalnya membuat dirinya terkenang kampung halamannya. ’’Saat digembleng latihan dan mengikuti pendidikan (kuliah) mungkin nggak kerasa, tapi masih ngerasa inget rumah. Tapi lama kelamaan setelah pada kenal akhirnya terbiasa,’’ tambahnya.