bandungekspres.co.id – Pelaksanaan ujian akbar untuk seluruh guru, Uji Kompetensi Guru (UKG) semakin dekat. Ujian tahunan ini bakal diikuti lebih dari 2,6 juta guru. Panitia dengan teliti menyusun penjadwalan ujian supaya tidak mengganggu jam pembelajaran.
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Sumarna Surapranata mengatakan persiapan penyelenggaraan UKG sudah final. ”Bahkan sudah ada sekolah tempat uji kompetensi (TUK) yang melakukan simulasi hari ini (kemarin, Red),” katanya di Jakarta kemarin.
UKG dilaksanakan mengadopsi sistem CAT (computer assisted test) untuk tes CPNS dua tahun lalu. Ujian masal ini dilaksakan mulai Senin pekan depan (9/11) hingga 27 November nanti.
Meskipun durasi UKG hanya 2 jam, Pranata mengatakan penataan jadwal giliran ujian harus teliti. ”Kita tidak ingin ada bedol desa. Semua guru dari satu sekolahan keluar semua untuk UKG, itu tidak boleh,” tandasnya. Pranata mengatakan kegiatan UKG ini tidak boleh mengorbankan jam pelajaran siswa.
Guru-guru yang di hari tertentu tidak ada jam mengajar, diprioritaskan untuk mengikuti UKG. Atau jika jarak lokasi UKG tidak jauh dari sekolah, guru yang mengajar pagi hari maka siang harinya baru mengikuti UKG.
Pejabat yang akrab disapa Pranata itu mengatakan pendataan atau verifikasi peserta UKG sudah ditutup. Hasilnya Kemendikbud menetapkan peserta UKG ada 2.611.095 orang guru. Di luar itu ada 14.297 orang guru yang belum diverifikasi karena dokumen administrasi tidak komplit.
Untuk menampung peserta UKG yang mencapai 2,6 juta orang itu, Kemendikbud membuat 4.032 unit TUK yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Dia menegaskan bahwa infrastruktur ujian berupa perangkat komputer tidak pengadaan baru. Tetapi menggunakan komputer yang biasanya dipakai untuk laboratorium di sekolah-sekolah.
Pranata kembali mengingatkan bahwa UKG tidak berdampak apa-apa kepada penghasilan guru. ”Di UKG juga tidak ada istilah lulus atau tidak lulus. Nilai sedapatnya berapa, ya sudah itu nilainya,” kata Pranata. Untuk itu dia berharap para guru tetap tenang menyambut UKG, tidak terpengaruh isu-isu negatif.
Pejabat asal Bandung itu mengatakan memang benar Kemendikbud menetapkan target nilai minimal 5,5 (55). Namun jika ada guru yang mendapat nilai kurang dari 5,5 bukan berarti disebut tidak lulus UKG. Nilai ini hanya menjadi patokan bagi Kemendikbud untuk melakukan intervensi pengembangan kompetensi setelah UKG berlangsung.