bandungekspres.co.id – Jumlah pengusaha Bandung Barat pada tahun 2015 tercatat baru tiga ribu orang. Jumlah tersebut dianggap masih sedikit. Menurut Wakil Bupati Bandung Barat Yayat Soemitra, jumlah pengusaha harusnya mencapai dua persen dari jumlah penduduk yang ada di suatu wilayah.
”Kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk di Bandung Barat, otomatis masih belum tercapai. Butuh lima kali lipatnya untuk mencapai hal tersebut,” ucapnya kepada Bandung Ekspres saat mengisi masa ta’aruf Keluarga Mahasiswa Kabupaten Bandung Barat (Kembara) di Lembang kemarin (01/11).
Dari data yang ada saat ini, penduduk Bandung Barat kurang lebih mencapai 1,6 juta. Sehingga dibutuhkan kurang lebih 16 ribu pengusaha di Bandung Barat. Untuk itu, dirinya mengingatkan agar para mahasiswa yang berasal dari Bandung Barat bisa menjadi pengusaha. Baik sebelum lulus kuliah atau sesudah lulus kuliah. Menurutnya, munculnya pengusaha-pengusaha baru di Bandung Barat dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Bukan hanya itu, dapat juga membuka lapangan kerja baru dan dapat menekan pengangguran yang ada. Diakui olehnya, pengangguran yang ada di Bandung Barat masih cukup tinggi. Untuk dirinya berharap di tahun yang akan datang dapat muncul pengusaha muda asal Bandung Barat.
”Dan Kembara, merupakan wadah yang tepat untuk berkumpul dan bergerak menjadi pengusaha,” ucapnya. Atas nama gerakan primordial, Yayat menegaskan, merupakan satu langkah untuk meningkatkan rasa nasionalisme. Di mana, mahasiswa berpikir kritis dan masif untuk mengubah suatu daerah.
Di tempat yang sama, Ketua Pusat Kembara Ahmad Zaenudin menuturkan, mahasiswa harus bisa memecahkan permasalahan sosial di Bandung Barat. Sehingga pembangunan yang ada, perlu mendapatkan pengawalan dari mahasiswa untuk mencapai visi dan misi Bandung Barat. ”Perlu ditekankan kembali, agar mahasiswa kembali ke khittah-nya,” ucapnya.
Dia menegaskan, mahasiswa harus menjadi agen of change dan kontrol sosial di masyarakat. Terlebih permasalahan di Bandung Barat masih banyak. Bukan hanya insfrastruktur saja, melainkan di masalah pendidikan dan kesehatan.
Dalam acara tersebut juga hadir, Ketua forum pembentukan Bandung Barat, Bagja. Dia juga menegaskan peranan mahasiswa yang menjadi pengawal pembangunan. ”Hal tersebut bertujuan agar terciptakan Bandung Barat yang sejahtera,” ucapnya. Dia berharap, perjuangannya dalam pembentukan Bandung Barat jangan sampai sia-sia. (mg5/fik)