bandungekspres.co.id– Jajaran kepolisian Resort Cimahi dan Sektor Padalarang menggelar operasi Zebra Lodaya 2015. Operasi tersebut digelar selama 14 hari mulai tanggal 22 Oktober-4 November 2015. Menurut Kapolsek Padalarang Kompol Suherman, operasi ini dilakukan terutama untuk pengendara roda dua yang melawan arus dan tidak memakai helm.
”Untuk pengguna mobil, tidak memakai sabuk pengaman. Hal tersebut sebagaimana slogan dari Polres Cimahi,” kata Suherman kepada Bandung Ekspres saat menggelar operasi zebra kemarin (22/10).
Sejumlah personil polisi lalu lintas Polsek Padalarang pun diturunkan untuk menyukseskan operasi tersebut. Di Padalarang, difokuskan di tiga titik yakni Tagog Padalarang, Orion dan dekat Stasiun Padalarang. Menurutnya, tiga titik tersebut merupakan rawan pengendara melawan arus.
Berdasarkan pantauan Bandung Ekspres di Kecamatan Cisarua, sejumlah pelajar SMP terjaring dalam operasi tersebut. Ada banyak pelajar yang melanggar lalu lintas. Salah satunya, pengendara sepeda motor pelajar SMP yang masih belum memiliki izin mengendarai kendaraan.
Di tempat yang berbeda, saat di konfirmasi kepada Wakapolres Cimahi Kompol Catur Sungkowo, personel yang turun sekitar 99 orang. Menurutnya, jumlah itu akan bertambah selama operasi berlangsung. ”Tindakan penilangan sekitar 80 persen dan 20 persen lagi merupakan tindakan teguran untuk pelanggaran kecil,” katanya.
Operasi juga digelar berdasarkan titik rawan kemacetan, kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas. Dia menjelaskan, untuk wilayah Cimahi di tempatkan di Alun-alun Cimahi dan Cimindi. Sementara untuk Bandung Barat dititikkan di Padalarang, Cimareme, Cipatat dan Cikalong Wetan. Untuk operasi kali ini melibatkan juga Polsek-polsek terutama wilayah yang urban. ”Misalkan Polsek Cipatat, Padalarang, Cisarua dan Lembang,” tuturnya.
Menurutnya, operasi tersebut berdasar Polres Cimahi memiliki slogan yaitu pelopor keselamatan berlalu lintas dan bersatu keselamatan bersatu. Minimal, bisa menyelamatkan dirinya. Baik roda dua maupun roda empat. Dalam operasi tersebut, diharapkan masyarakat mematuhi peraturan lalu lintas, memakai helm, dan menaati marka jalan.
”Selain itu, revolusi mental diharapkan masyarakat bisa memperbaiki mentalnya dalam kesadaran bertransportasi,” katanya.
Kepolisian mengimbau anak sekolah SMP dan SMA yang belum memiliki SIM, ditegaskan kepada orang tua, jangan membiarkan anak mengendarai kendaraan. Hal tersebut dapat berakibat fatal. ”Apalagi ketika ada kecelakaan. Orangtua yang akan mendapat imbasnya,” tandasnya. (mg5/fik)