Karena jumlah karyawan di situ ratusan, sepeda pun terparkir di mana-mana tapi dengan rapi. Dan bengkel di situ memang khusus untuk kebutuhan karyawan.
Di kawasan itu juga ada meja biliar, fusball, meja pingpong dan permainan lain. Suasanan memang dibuat fun dan santai. Agak mirip dengan ruang redaksi Jawa Pos (induk Bandung Ekspres) di Surabaya, yang juga punya meja biliar, meja pingpong, dan bahkan ada studio musiknya.
Di belakangnya sebenarnya ada ruang R&D, tempat desain, pembuatan, dan pengujian produk baru. Sayang hari itu kami tidak boleh masuk. ”Sebab di sana sedang ada produk-produk 2017 yang tidak boleh terlihat orang luar,” kata Riekert.
Masuk ke kawasan lain, ada pula bagian yang dibuat seperti jalanan dalam kota Amerika, lengkap dengan trotoar dan mobil yang terparkir. Salah satunya sebuah VW Bus putih-merah. ”Dulu, untuk membiayai perjalanannya ke Italia, Mike (Sinyard) harus menjual VW-nya. Jadi mobil ini punya makna,” jelas Riekert.
Replika kota ini penting, karena di situlah bangunan konsep toko (Specialized Concept Store) berada. Masuk ke dalam seperti masuk toko beneran, cuman tidak ada barang yang dijual. Fungsi “toko” itu adalah untuk menjajal fitur-fitur, rak-rak, lemari-lemari, dan cara menata merchandise, agar semua toko yang menjual Specialized di seluruh dunia punya “rasa” yang semirip mungkin.
Riekert akan menemani kami. Dia ini pembalap, jadi dia bertanya kami mau ikut grup cepat atau lambat. Kami dengan cepat bilang “Lambat!”. Alasannya, hari itu kami tak mau terlalu “hancur”, karena Sabtu besoknya ikut event Gran Fondo bersepeda 160 kilometer.
Tapi, kelompok lamban ternyata juga cepat. Walau hanya satu jam, dan menempuh jarak hanya 33 kilometer, kecepatannya konstan di atas 45 km per jam, melewati jalanan Morgan Hill yang rolling alias naik turun.
Seru sekali, karena Lunch Race itu juga ditutup dengan adu sprint. Baru kemudian santai kembali ke kantor. Para karyawan kembali bekerja.
Saat santai kembali ke markas itu, kami bertemu dengan Mike Sinyard di salah satu persimpangan jalan. Ya, dia masih aktif bersepeda, walau tidak lagi ikut geber-geberan. ”Saya terus mencoba meluangkan waktu untuk bersepeda,” ucap Sinyard.