NGAMPRAH – Perlambatan ekonomi yang dirasakan Indonesia serta tertekannya nilai rupiah atas dolar Amerika, tidak berdampak signifikan untuk nilai investasi di Kabupaten Bandung Barat. Ini terlihat dari peningkatan nilai investasi setiap tahunnya yang mencapai angka 5 persen.
Kepala Badan Penanaman Modal Perizinan dan Pelayanan Terpadu (BPMPPT) Kabupaten Bandung Barat Rakhmat mengatakan, akumulasi nilai investasi dari tahun 2008-2015 mencapai angka Rp14 triliun. Di mana untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp7,02 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp6,9 triliun. ”Nilai investasi itu total sejak 2008 lalu hingga bulan Juli 2015. Setiap tahun mengalami kenaikan dan kebanyakan investasi di Bandung Barat bergerak di bidang industri, manufaktur dan properti. Untuk properti paling tinggi nilai investasinya yang mencapi 50 persen dari angka Rp14 triliun tersebut,” kata Rakhmat kepada wartawan di Ngamprah kemarin (7/10).
Menurut Rakhmat, Kabupaten Bandung Barat memiliki potensi besar bagi para investor untuk melakukan investasi. Wilayah yang luas didorong dengan kondisi sumber daya alam (SDA) yang memadai, banyak investor yang terus mengajukan perizinan tahun ke tahunnya. ”Untuk nilai investasi di bidang industri sebesar Rp10 miliar ke bawah menjadi kewenangan Pemkab Bandung Barat, jika Rp 10 miliar ke atas jadi kewenangan provinsi. Sementara, untuk PMA menjadi kewenangan pusat. Jadi, ada aturan khusus untuk investasi industri. Selain industri, misalkan properti dan lainnya, kewenangan perizinannya ditangani oleh Pemkab Bandung Barat dengan nilai investasi yang tidak ada batasan,” bebernya. Saat ini, di Bandung Barat memiliki 57 investor asing dan 53 investor dalam negeri.
Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2015 soal izin lokasi, kata dia, setiap perusahaan yang memohon izin lokasi harus memiliki izin prinsip penanaman modal yang dikeluarkan oleh pusat, provinsi dan kabupaten. ”Artinya setelah mendapatkan izin prinsip, maka bupati yang akan mengeluarkan izin lokasinya. Jadi, UU baru ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Disinggung apakah hingga saat ini ada investor yang meninggalkan Bandung Barat, Rakhmat memastikan sampai saat ini tidak ada satu orangpun investor yang meninggalkan Bandung Barat. ”Belum ada laporan investor yang pergi. Harapan saya justru investor semakin banyak untuk menanamkan investasinya di Bandung Barat,” ujarnya.