Pemkot Bandung Fokus Memberdayakan UMKM

Sementara itu, diberitakan sebelumnya pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dinilai lebih bisa bertahan di tengah kelesuan ekonomis saat ini. Dengan catatan, mereka harus ditopang oleh pelaku perbankan nasional.

Untuk diketahui, ekonomi nasional dalam kondisi yang kurang baik. Bahkan, nilai tukar republik ini nyaris menembus angka Rp 15.000 per dolar AS.

”UMKM menjadi salah satu sektor yang dapat bertahan dalam kondisi saat ini. UMKM yang bergerak pada sektor riil punya peran penting untuk menjaga sekaligus menopang perkembangan ekonomi nasional. UMKM dapat bertahan asal ada dukungan berbagai pihak, utamanya, perbankan,” tandas Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jabar, Koeswardjojo, di Kantor BI Perwakilan Jabar, Jalan Braga Bandung, belum lama ini.

Pria yang akrab disapa Koes ini menyebutkan, salah satu indikator yang menunjukkan peran UMKM yang besar bagi ekonomi adalah banyaknya unit UMKM, yaitu mencapai 56,5 juta unit atau 99 persen total pelaku usaha.

UMKM, kata dia, menyerap 97,2 persen tenaga kerja, yang totalnya sebesar 107.7 juta. Selain itu, lanjutnya, berkontribusi 59,1 persen total Gross Domestic Product (GDP).

Koes menilai, saat ini perbankan pun menunjukkan keberpihakannya kepada UMKM. Indikasinya, penyaluran kredit bagi sektor tersebut yang mengalami pertumbuhan.

Posisi Juli 2015, kredit UMKM tumbuh 2,48 persen lebih tinggi daripada periode sama 2014, atau mencapai Rp 97,56 triliun. Pangsa pasarnya tercatat hingga 19,23 persen.

Komposisinya tersebut perdagangan besar, sejumlah 50,8 persen dan industri pengolahan sebanyak 10,3 persen. Memang, penyaluran kredit kepada UMKM di Jabar bertumbuh. Namun, perbankan perlu meningkatkan jangkauannya, khusus bagi UMKM.

Di bagian lain, Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jabar-Banten Tbk (bank bjb) Ahmad Irfan menegaskan, pihaknya memiliki komitmen kuat untuk terus mendukung perkembangan UMKM. Pihaknya saat ini melakukan berbagai upaya. Di antaranya, meningkatkan akses pembiayaan.

”Lalu, memberi pendampingan bagi para pelaku UMKM. Tujuannya, mendorong kapasitas UMKM supaya lebih bertumbuh. Kaitannya dengan UMKM, kami punya dua fasilitas, yaitu produk pendanaan dan Program PESAT,” ucap Ahmad Irfan.

Soal penyaluran pembiayaan, Ahmad Irfan mengemukakan, hal itu pihaknya gulirkan sejak 2010. Penyalurannya, tuturnya, melalui 62 titik kantor cabang dan 310 kantor cabang pembantu. Skema pelayanannya melalui sistem linkage dan bilateral program. (mg-dn/adr/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan