BEKASI – Pelatih Cabang Olahraga (Cabor) Wushu Indonesia (WI) Kabupaten Bekasi, Bertje Rumagit mengaku tidak pusing dengan sejumlah atlet pilarnya yang telah masuk pemusatan latihan daerah (pelatda) PON Jawa Barat (Jabar). Alasannya, pihaknya memiliki stok atlet junior berkualitas untuk terjun di sebuah kejuaraan.
”Kita nggak pusing lah, kita menyimpan atlet yang kualitasnya nggak beda jauh dengan seniornya yang sudah masuk Pelatda Jabar,” ujar Bertje.
Wushu Kabupaten Bekasi sendiri mengirimkan delapan atletnya untuk skuad Pelatda Jabar. Kedelapan atlet itu dibagi dua kelas, tiga atlet sansao dan lima taulo. Menurutnya, dia sudah melakukan program jangka pendek dan panjang. Sebab, dirinya sudah melakukan antisipasi apabila sewaktu-waktu salah satu atletnya masuk skuad yang lebih tinggi.
Kata dia, tim lapis kedua diproyesikan untuk stok jangka panjang. Hanya saja, anak asuhnya perlu mendapatkan jam terbang yang lebih supaya mental bertanding mereka bisa terbentuk. ”Kualitas junior bisa kita akui, dalam waktu dekat mereka akan masuk seleksi kejurnas di Samarinda,” terang Bertje.
Salah satu taktik mengapa kualitas atlet juniornya beda tipis dengan atlet senior. Salah satunya yakni, menurunkan atlet yang lebih muda meski dalam aturannya melanggar. Imbasnya, mental mereka akan terbentuk bahkan tak jarang mereka sudah bisa meraih prestasi yang belum pernah dicapai oleh seniornya.
”Misal di Porda kemarin aturannya umur 19 tahun tapi kita turunkan atlet usia 16 tahun demi membentuk mental atlet junior,” beber dia.
Di tengah program jangka panjang tersebut, Bertje menyayangkan minimnya anggaran dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabuapaten Bekasi untuk membantu prospek ke depan. Menurutnya, program jangka panjang tersebut mutlak harus didukung oleh badan induk olahraga cabor.
”Sekarang tinggal bagaimana KONI, apakah berani mengucurkan anggaran demi meningkatkan prestasi atlet,” imbuhnya.(mg1/asp)