225 Jamaah Indonesia Hilang

Kemungkinan kedua, korban masih dirawat di sejumlah rumah sakit di Saudi dan belum terdeteksi. Menurut Arsyad, PPIH yang merupakan perwakilan Indonesia tidak mendapat informasi apa pun dari Saudi soal korban tragedi Mina. ’’Kami harus proaktif mencari informasi ke rumah sakit. Tetapi, sekarang pemerintah Saudi sudah membuka luas akses bagi petugas Indonesia untuk mendapat informasi soal korban Mina. Jadi, tidak ada kesulitan,’’ tuturnya.

Jika pencarian di seluruh rumah sakit tidak membuahkan hasil, petugas akan mencari di Muaisim, tempat persemayaman jenazah di Mina. ’’Kami akan mencari sekuat tenaga,’’ tegasnya.

Menurut Arsyad, petugas terus mengimbau kepada jamaah, ketua regu, dan ketua rombongan untuk mematuhi jadwal waktu melempar jumrah bagi jamaah Indonesia. Para jamaah dilarang melempar jumrah pada siang pukul 13.00 hingga pukul 16.00 untuk kemarin dan hari ini. Sebab, saat itu adalah padat-padatnya jamaah dari seluruh dunia untuk melempar jumrah. Setelah subuh atau setelah magrib adalah waktu yang lebih baik.

Dia menuturkan, pihaknya turut prihatin atas tragedi Mina. ’’Sudah ada 250 keluarga yang menelepon kami untuk melaporkan dan meminta keterangan soal keluarga mereka. Kami berterima kasih kepada keluarga korban yang telah dengan sabar mengonfirmasikan kepada kami,’’ tuturnya.

Informasi yang dihimpun Jawa Pos, jamaah Indonesia banyak yang kesasar di jalan Arab karena ada dua jalur untuk ke jamarat dari Mina Jadid, tempat tujuh maktab jamaah Indonesia berada.

Pertama jalur Indonesia melalui terowongan Muaisim (Terowongan Mina) 3. Jalur itu memang agak memutar dan lebih jauh sedikit daripada Jalan Arab. Karena jamaah harus naik sedikit dan melalui Wadi Mina untuk menuju Muaisim.

Terlebih lagi tidak ada tanda ataupun penunjuk arah bahwa jamaah Indonesia harus melalui jalan itu. Hanya terdapat beberapa petugas yang mungkin kewalahan mengatur sedemikian banyaknya jamaah.

’’Kami tidak, boleh memasang tanda apapun. Bendera saja dicabut. Adanya ya hanya itu (lantas menunjuk papan penanda arah yg bertuliskan huruf Arab dan Inggris),’’ ujar Kadaker Madinah Nasrullah Jasam ketika dikonfirmasi Jawa Pos. Itulah salah satu yang menyebabkan jamaah kesasar di Jalan Arab.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan