TAK ada yang meragukan kualitas Mauro Icardi dan Mario Balotelli. Tetapi keduanya memiliki satu tantangan yang sama-sama belum terwujudkan. Icardi, top skorer Serie A musim lalu, tertantang untuk membobol gawang AC Milan untuk pertama kali.
Balotelli juga tertantang untuk merobek gawang Inter untuk pertama kali. Derby della Madoninna Senin dinihari nanti akan menjadi momen bagi keduanya untuk melewati tantangan itu. Sejak berkarir di Serie A musim 2012/2013, Mauro Icardi sudah menghadapi AC Milan dalam lima pertandingan. Satu pertandingan dia lakoni saat berkostum Sampdoria, empat laga lainnya sebagai pemain Inter.
Catatan Icardi tak bisa dibilang buruk. Namun juga sulit untuk dibilang positif. Dari lima laga itu, misalnya, Icardi hanya meraih satu kemenangan dan menuai tiga hasil imbang. Hanya saja, yang paling membuat Icardi penasaran adalah ketidakmampuan dirinya mencetak gol ke gawang Milan.
Sejak berkostum Sampdoria hingga kini menjadi pilar Inter, tak sekalipun Icardi mencetak gol atau memberikan assist. Hal yang sama juga dialami Mario Balotelli. Jika diturunkan, ini menjadi derby keempat yang dilakoni Balotelli sebagai pemain Milan. Pada tiga laga sebelumnya, Milan bersama Balotelli mencatat satu kemenangan, satu imbang dan menelan satu kekalahan.
Pemain berjuluk SuperMario ini memang berhasil menyumbang satu assist, tapi tak sekalipun membobol gawang bekas klubnya itu. Salah satu kendala terbesar bagi Balotelli sebenarnya bukan terletak pada hal teknis. Melainkan pada faktor non teknis, yakni mentalitas dirinya saat harus menghadapi Inter, klub yang membesarkan namanya. Setiap menghadapi Inter, Balotelli selalu menjadi objek cacian fans Nerazzurri. Pasalnya, saat masih membela Inter, Balotelli pernah tertangkap kamera membuang kostum Inter.
Dia juga pernah mengakui secara terbuka bahwa dirinya merupakan fans AC Milan. Hal itulah yang memicu kekesalan fans Inter kepada Balotelli. Tetapi, Balotelli yang sekarang sudah berubah. Setelah mengalami persoalan yang cukup sulit bersama Liverpool, dia pastinya akan lebih dewasa dan professional. Ini menjadi modal yang baik untuk menghadapi fans Inter yang membencinya.