Yossi mengatakan, setelah mendapatkan pendampingan yang serius dan intensif dari tim Kementerian PANRB, seluruh SKPD kota Bandung mulai memiliki kesamaan pandangan dan pemahaman tentang sasaran indikator dan perjanjian kerja. Menurutnya, bukan hal yang mudah untuk memperbaiki seluruh indikator kerja para SKPD yang masih berorientasi pada output.
”Kami patut bersyukur selain pendampingan intens dan serius dari Kemenpan RB, komitmen pimpinan daerah juga sangat kuat,” kata Yossi.
Sementara itu, Menteri PAN RB Yuddy Chrisnandi mengaku senang dengan pencapaian yang diraih Pemkot Bandung. Menurutnya, pendampingan yang diberikan oleh tim dari Kementerian PANRB baru intensif dilakukan empat bulan.
”Ini sudah loncat tiga tingkat, bisa dibayangkan kalau pendampingannya dilakukan 2 tahun lalu, mungkin jadi kota terbaik di dunia,” katanya.
Yuddy mengimbau kepada seluruh ASN Pemkot Bandung untuk menjadi role model dalam membangun akuntabilitas kinerja pemenritahan daerah. Menurutnya, jumlah aparatur Pemkot Bandung yang relatif besar yaitu 20 ribu ASN, sebenarnya cukup menyulitkan pendampingan yang dilakukan tim Kemenpan yang hanya beranggotakan 15 orang. Tetapi berkat kerja keras, semuanya dapat dilakukan dengan baik.
”Kemenpan meyakini road map reformasi birokrasi yang ada di Bandung berada di track yang benar. Tetapi faktor utama yang menentukan adalah keteladanan pemimpinnya. Saudara Ridwan Kamil adalah faktor penggerak utama yang menjadi kunci keberhasilan reformasi birokrasi di Bandung, untuk itu pertahankan dan berikan contoh kepada semua instansi di Indonesia,” ungkap Yuddy. (nn/rie)