Kapten tim Aron Gunnarsson bergabung bersama klub Norwegia Viking Stavanger pada usia 17 tahun. Begitupun dengan Kolbeinn Sigthorsson ketika hijrah ke Belanda bersama AZ Alkmaar. Gylfi Sigurdsson malah memulai petualangannya di Inggris bersama Reading ketika berusia 16 tahun.
Jurnalis Islandia Tomas Thor Thordarson mengatakan, dulunya para pemain yang berniat untuk mencoba peruntungan ke luar negeri menempuh penerbangan jauh dan bersikap layaknya turis.
’’Sekarang federasi memfasilitasi mereka dengan penerbangan khusus. Hasilnya, para pemain dari berbagai kompetisi dunia itu berebut untuk bergabung di tim nasional,” papar Thordarson seperti dilansir ESPN.
Mental mereka yang kuat karena sejak kecil sudah ditempa di negeri orang lebih dipertajam dengan kedatangan eks pelatih Swedia Lars Lagerback empat tahun lalu. Di bawah sentuhan tangan dinginnya, negara yang menggunakan Icelandic sebagai bahasa resmi itu mulai merasakan dampak positif.
Salah satunya adalah ketika mereka secara mengejutkan bisa berada di posisi kedua Grup E kualifikasi Piala Dunia tahun lalu bersaing ketat dengan Swiss. Walaupun akhirnya kalah dengan agregat 0-2 dari Kroasia di babak playoff, dunia pun mulai membicarakan kiprah negara berperingkat 23 versi FIFA tersebut.
’’Dulu, target kami ketika bertanding melawan tim elit hanyalah berusaha mendapatkan satu poin lewat hasil 0-0,” ungkap Thordarson. ’’Sekarang, dengan Lagerback dan Heimir Hallgrimsson, mereka berusaha untuk mengalahkan semua lawan. Ini jelas mental pemenang yang dibawa di tim ini,’’ tandasnya. (apu/vil)