PTFI memiliki dua tambang yang sudah berproduksi, yaitu Tambang Terbuka Grasberg dan Tambang Bawah Tanah DOZ. Dari hasil penambangan di dua area tersebut, PTFI menghasilkan produksi bijih rata-rata 117.965 ton/hari (data produksi PTFI tahun 2014).
Tambang Bawah Tanah DMLZ adalah salah satu proyek ekspansi PTFI. Ekspansi lainnya adalah area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) yang sedang dibangun untuk target produksi mulai 2017.
Seperti di area tambang bawah tanah lainnya, area tambang bawah tanah GBC nanti juga dilengkapi masjid dan gereja. ”Area tambang bawah tanah yang sudah memiliki masjid dan gereja adalah di DOZ, kemudian di Big Gossan, dan di DMLZ,” kata Vice President Underground Mining Operations PTFI Hengky Rumbino.
Masjid Baabul Munawar biasanya paling banyak dipadati jamaah tiap salat Jumat. Khatib dan imam biasanya diambil dari karyawan atau diambil dari masjid pusat di Km 68 Tembagapura.
’’Sebelum ada masjid ini, teman-teman salat di lapangan dengan bawa sajadah saja atau di kontainer,’’ jelas Fikky.
Sedangkan di Gereja Oikumene Soteria, jadwal pendeta yang memberikan pelayanan sudah diatur Badan Musyawarah Antar Gereja. Kalau pendeta yang ditugasi ternyata berhalangan, salah seorang pengurus gereja yang akan menggantikan.
Daya tampung gereja di DMLZ sekitar separo dari gereja di DOZ yang dibangun pada 2001. Sebab, awalnya semua karyawan tambang yang Kristen beribadah di sana.
Seperti halnya di DMLZ, di DOZ, gereja juga berdampingan dengan masjid. Begitu pula di lokasi lain dalam kompleks pertambangan PTFI. Itu sengaja dilakukan untuk menjaga kerukunan.
Menurut Fikky, keberadaan tempat ibadah itu sangat membantu psikis semua yang bekerja di area tambang bawah tanah. Apalagi, setelah terjadi insiden runtuhnya terowongan Big Gozan pada Mei 2013 yang menewaskan 28 karyawan PTFI.
’’Begitu keluar dari tempat ibadah, kami juga bisa damai berdampingan. Tak ada sentimen agama sama sekali,’’ kata Fikky. (*/JPG/c9/c10/ttg/hen)