[tie_list type=”heart”]Juventus v Udinese[/tie_list]
TURIN – Juventus bersama Massimiliano Allegri berjodoh dengan formasi klasik 3-5-2 di awal-awal musim. Seperti Serie A musim lalu, untuk tahun ini juga demikian. Bukan karena kecenderungan Allegri kembali dengan formasi itu lagi, melainkan lebih kepada komposisi pemainnya.
Maklum, pada awal musim ini Si Nyonya Tua sudah kehilangan tiga pemain pentingnya. Mulai dari Alvaro Morata dengan cedera betis, lalu Sami Khedira dan Claudio Marchisio belum juga pulih dari cedera paha. Bahkan, Marchisio mesti absen sampai tiga pekan ke depan.
Alhasil, dengan komposisi yang tersisa, formasi 3-5-2 harus digunakan lagi seperti pada saat memenangi Piala Super Italia, atas Lazio pada 8 Agustus lalu. Berkaca dari musim lalu, formasi 3-5-2 nyaris memberikan Juventus hasil sempurna dalam 10 pertandingan awal Serie A.
Dengan formasi itu, Juventus baru terkalahkan pada giornata kesembilan atas Genoa 0-1. Tantangannya pada musim ini, Juventus tidak lagi berkekuatan sama. Tidak ada Andrea Pirlo, Arturo Vidal, dan juga Carlos Tevez. Ketiganya menjadi motor dalam skema 3-5-2 atau 4-3-1-2 Juventus musim lalu.
Persentase kemenangan dengan menggunakan formasi ini pada sepuluh laga awal musim mencapai 80 persen. Mampukah itu diulangi lagi oleh Juventus setelah mendatangkan Sami Khedira, Pablo Dybala, Mario Mandzukic dan Alex Sandro pada bursa transfer musim panas ini?
Allegri tidak mau bicara muluk-muluk untuk melanjutkan rekor tidak terkalahkannya di laga pembuka Serie A selama empat musim terakhir ini. ”Butuh kesabaran dan keseimbangan untuk memulai musim yang berat ini. Sebab, kami termasuk tim baru, dan harus menemukan ritme permainan kami. Kami antusias untuk ini,” ujarnya kepada Sky Sport Italia.
Walaupun dengan formasi yang sama, hanya Marchisio yang hilang dari lini tengah Juve di Piala Super lalu. Artinya, untuk beberapa sisi mulai dari lini belakang hingga ke depan tidak ada perbedaan mencolok. Untuk dua tombak di lini depan kemungkinan diserahkan kepada Mandzukic dan Dybala.